Jadi, keliru apabila kita mendefinisikan emisi karbon hanya melihat asap parbik saja. Kita sebagai individu menyumbang emisi karbon, mulai dari kendaraan pribadi sampai makanan yang kita santap.
Sepiring makanan yang kita santap tanpa kita sadari menyumbang emisi karbon yang cukup besar. Jadi, makanan yang kita konsumsi bisa menentukan jumlah emisi karbon yang kita produksi. Mengapa demikian?Â
Di dalam satu piring makanan setidaknya terdapat dua produk berupa pertanian dan peternakan. Misalnya nasi, sayur, daging, dan telur. Semua makanan itu merupakan produk dari pertanian dan peternakan.Â
Nasi dan lauk pauk yang kita konsumsi tentu mengalami perjalanan panjang sampai akhirnya berada di atas piring kita. Tentu saja itu menghasilkan jejak karbon yang cukup besar.Â
Di balik nikmatnya kulit ayam, ada hutan yang dibakar dan dijadikan lahan kelapa sawit. Tentu saja hal itu membuat emisi karbon bertambah, sejauh ini sektor pertanian dan peternakan menyumbang emisi karbon yang besar.Â
Sektor pertanian dan peternakan sendiri menyumbangkan 25 persen emisi karbon secara global. Emisi tersebut merupakan akumulasi dari pengunaan pupuk pestisida hingga pembukuan lahan. Â
Sepiring makanan yang kita konsumsi jelas meliputi ritme panjang. Mulai dari pembibitan, pemberian pakan atau pupuk, sampai akhirnya didistribusikan ke mall atau pusat perbelanjaan yang kita beli.Â
Tentu saja agar bahan makanan itu awet, ada zat kimia yang membuat makakan itu segar. Sekali lagi, ini cukup berperan besar dalam emisi karbon. Jadi, masalah emisi karbon begitu kompleks bukan?Â
Tidak perlu menjadi aktivis untuk peduli lingkungan, kita juga bisa mengurangi emisi karbon dengan gaya hidup. Ada satu gaya hidup yang bisa kita coba. Gaya hidup ini memang tidak akan menghilangkan emisi karbon itu sendiri.Â
Tapi, setidaknya bisa menyeimbangkan antara emisi karbon yang dilepas ke atmosfer dengan mengurangi jumlah aktivitas yang menghasilkan emsisi karbon. Gaya hidup itu adalah locavore.Â
Locovere bisa diartikan sebagai gaya hidup untuk mengkonsumsi makanan yang diproduksi oleh masyarakat lokal atau ditanam sendiri. Kata lokal itu sendiri berjarak sekitar 60 km dari rumah.Â