Selain itu, keberadaan mitos juga tidak bisa kita kesampingkan. Mitos masih ada sampai saat ini. Itu cukup efektif sebagai cara diplomasi. Misalnya terkait mitos hutan larangan. Tujuannya ya tidak lain untuk merawat kelestarian hutan.Â
Nah selain menurut Harari, beberapa sosiolog juga menyebut bahwa bergosip efektif dalam interaksi. Cobalah ketika anda masuk lingkungan baru, kemudian melempar isu apapun itu, pasti anda akan dianggap orang asyik.Â
Patilah obrolan akan panjang tiada akhir. Orang yang bergosip dianggap lebih mudah untuk berinteraksi dengan orang lain. Gosip sendiri tidak hanya bicara soal kehidupan selebriti dan kisah asmaranya.Â
Politik dan pemerintahan pun penuh dengan gosip. Misalnya, taro lah ada seorang anggota dewan melakukan dinas ke luar negeri. Eh ternyata uang dinas tersebut dipake buat liburan.Â
Darimana kita tahu itu? Misalnya si anak update di media sosialnya. Tentu ini masih spekulasi, tetapi dengan kejadian itu pengawasan terhadap keuangan dinas bisa saja menjadi lebih ketat.Â
Toh uang tersebut berasal dari rakyat. Kita tentu rugi jika uang tersebut digunakan tidak sesuai dengan fungsinya. Bergosip alias berspekulasi pada hal-hal demikian tidak ada salahnya bukan.Â
Jika dulu nenek moyang kita bergosip untuk bertahan hidup, maka tidak ada salahnya kita bergosip untuk menjaga keuangan negara atau lebih dari itu.Â
Tetapi, tentu saja harus disertai dengan data. Jadi, meskipun gosip banyak mudhorotnya, kita juga tidak memungkiri bahwa gosip lah yang membuat kita bisa bertahan sampai saat ini.Â
Jadi, gosip jangan hanya sebatas ghibahin dapur atau asmara selebriti. Tidak ada salahnya dong jika gosip tersebut untuk ghibahin kinerja pemerintah? Mungkin saja kita bisa menyelamatkan hal itu dengan bergosip.Â
Jadi itulah sisi positif bergosip. Tulisan ini tidak bermaksud membela tukang gosip. Tapi saya hanya mengangkat sisi lain dari gosip itu sendiri. Jika ada kesalahan, mohon maaf. Sekian dan terima kasih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H