Sementara bangsa Marley merupakan bangsa Anti Semit. Hal itu bisa dilihat dari perlakuan Marley pada bangsa Eldia yang tinggal di Marley. Marley begitu diskriminasi pada Eldia.Â
Orang-orang Eldia yang tinggal di Marley harus hidup dalam satu distrik khusus. Distrik tersebut hanya dihuni oleh Eldia saja. Mereka juga diharuskan memakai ban di lengan mereka.Â
Hal itu untuk menandakan bahwa mereka adalah bangsa Eldia. Yang menarik adalah ban lengan tersebut sekilas mirip simbol Nazi. Mungkin ini menjadi salah satu inspirasi sang mangaka.Â
Selain itu, jika orang Eldia ingin hidup damai dan diakui setara dengan Marley, ia harus rela menjadi anggota militer dan mengabdi untuk Marley. Mereka yang mengabdi pada Marley inilah disebut "pejuang."
Karena hal itu, ayah Eren yang merupakan orang Eldia di Marley mendirikan gerakan untuk melawan Marley. Sayangnya, gerakan tersebut diketahui dan mereka kemudian menjadi bahan percobaan titan.Â
Orang Eldia tersebut disuntik serum yang mengubah seseorang menjadi raksasa. Orang Eldia yang diubah menjadi raksasa itulah kemudian dilepas ke pulau Paradise dan memakan saudaranya sendiri.Â
Tidak sedikit juga hal ini disebut sebagai holocaust. Terlepas dari itu, tapi inilah sisi menariknya. Simbol-simbol dalam anime ini membuat seseorang mempunyai penafsiran sendiri.Â
Rencana pemusnahan ras
Konflik yang sebenarnya terjadi dalam seri terakhir adalah bukan lagi melawan raksasa. Tetapi perang melawan bangsa lain. Eren akhirnya mengambil satu kesimpulan bahwa banyaknya ras hanya akan menimbulkan peperangan.
Dengan kekuatan titan mutlaknya ia kemudian berencena untuk meratakan semua musuhnya. Hanya ada satu ras saja yang selamat, yaitu ras Eldia. Menurut Eren, jika hanya ada satu ras maka tidak akan ada perang.Â
Itulah yang mendasari mengapa ada unsur chauvinisme, menurut saya. Rencana Eren ditolak oleh teman-teman masa kecilnya, tetapi tidak sedikit juga yang mendukung Eren.Â