Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ada Pelajaran Politik di Balik Anime "Attack on Titan"

18 September 2021   12:13 Diperbarui: 18 September 2021   12:14 2351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anime Shingeki no Kyojin (AoT). Via: greenscene.co.id

Nah jadi, saya sudah menulis tiga artikel yang membahas sisi lain dari anime. Nah, kali ini saya akan mencoba membahas lagi dari sisi yang lain, salah satunya dari sisi politik.

Ada kok sisi politik dari anime, yah meskipun artikel ini cukup nyeleneh sama seperti tiga artikel di atas. Kali ini saya akan kembali membahas sisi lain anime Attack on Titan. 

Mengapa anime ini lagi? Ya rasanya anime ini memang banyak sisi politiknya. Setidaknya bagi saya, di sini saya tidak akan membahas alur ceritanya karena terlalu panjang.

Jika ingin tahu, saya sudah menulis alur ceritanya di artikel chauvinisme tadi. Nah berikut ulasan politik di balik anime Attack on Titan (AoT). 

Manipulasi Sejarah 

Tentu kita pernah mendengar bahwa sejarah kadang diciptakan oleh penguasa atau memanipulasi kebenarannya. Sejarah hanyalah milik penguasa, kira-kira begitulah. 

Di AoT digambarkan dengan jelas perihal manipulasi sejarah ini. Seperti yang sudah diketahui, latar cerita ini adalah pulau Paradise yang dikelilingi benteng tinggi. 

Orang-orang Paradise percaya bahwa mereka satu-satunya ras tersisa di bumi. Di luar dinding hanyalah ada raksasa yang bisa memakan mereka. Ternyata itu adalah doktrin dari penguasa. 

Penguasa menciptakan sejarah semacam itu, dan mendokrtin masyarakatnya agar percaya. Selain penguasa, tokoh agama seperti pendeta juga terlibat dalam menyembunyikan kebenaran di balik tembok. 

Erwin Smith, salah satu komandan pasukan pengintai sudah kritis sejak SD. Ketika sekolah ia bertanya kepada bapaknya yang merupakan guru sejarah. "Jika di luar tembok tidak ada manusia lain, bagaimana caranya kita memastikan itu? "

Pertanyaan anaknya tersebut tidak dijawab di kelas, tetapi di rumah. Kurikulum sejarah di sekolah hanyalah buatan penguasa, begitu kata ayah Erwin. Kemudian ayah Erwin memberi tahu semua kebenaran sejarah kepada Erwin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun