Bagi yang SMA nya mengambil jurusan IPA, tentu tidak asing dengan mata pelajaran kimia. Mata pelajaran yang mempelajari zat tersebut memang membosankan.Â
Setidaknya itu yang saya rasakan dulu, saya pribadi tidak menyenangi mata pelajaran ini karena banyak hitungan. Selain banyak hitungannya, kita juga harus tahu beberapa unsur yang ada dalam tabel periodik.Â
Tentunya hal itu menyulitkan, karena kita tidak tahu dengan pasti letak unsur tersebut ada di golongan mana. Untuk menyiasati itu, guru saya waktu itu memberikan metode menghafal yang unik.Â
Metode itu dikenal dengan jembatan keledai. Jembatan keledai memang menjadi alternatif dalam menghafal dan relatif disenangi oleh setiap orang karena menyenangkan.Â
Bahkan, bapak Republik Tan Malaka juga menggunakan metode jembatan keledai tersebut. Hal itu dijelaskan dalam bukunya yang berjudul Madilog.Â
Tan Malaka memang menyuaki buku. Hasrat untuk membaca begitu menggema ketika di perpustakaan maupun di toko buku. Tentunya untuk melahap semua teori tersebut dibutuhkan pikiran yang ekstra.Â
Tan Malaka kemudian menyiasati itu dengan jembatan keledai. Bahkan di dalam Madilog dijelaskan, ketika menyusun Madilog, Tan Malaka tidak membuka buku sedikit pun karena semua teori yang disusun dalam Madilog sudah lekat di kepala.Â
Di dalam Madilog, Tan Malaka memberikan contoh terkait jembatan keledai ini. Misalnya untuk menentukan dua negara yang akan menang dalam sebuah konflik, Tan Malaka mempunyai jembatan keledai "AFFMIAGUMMI".
Huruf A berasal dari kata Armanent yang berarti persenjataan. Persenjataan ini tentunya meliputi senjata darat, udara, dan laut. Setelah membandingkan persenjataan kedua negara, maka ada huruf yang kedua yaitu F.Â
F di sini merupakan singkatan dari kata finance yang berarti keuangan. Jika dua aspek di atas unggul, maka negara tersebut bisa menang dalam perang. Begitulah contoh jembatan keledai yang diberikan oleh Tan Malaka.
Jembatan keledai ini bisa diaplikasikan di berbagai disiplin ilmu. Misalnya, untuk menghafal spektrum warna kita sering menyingkatnya dengan kata "mejikuhibiniu" yang merupakan akronim dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.Â
Untuk menghafal tabel periodik sendiri digunakan metode yang sama yaitu jembatan keledai. Misalnya untuk menghafal setiap unsur dalam golongan IA hingga VIII A, maka jembatan keledainya kurang lebih seperti ini.Â
Golongan IA (alkali): H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr. Untuk menghafal unsur tersebut maka bisa dibuat kalimat seperti ini.Â
Hari Libur Nanti Kita Rbut Cs Fransiska. (Helieum, Lithium, Natrium, Kalium, Rubidium, Cesium, dan Fransium)
Golongan II A (alkali tanah): Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
Besok Minggu Cantika Suruh Bawa Rantang ( Berilium, Magnesium, Kalium, Strontium, Barium, dan Radium)Â
Gologan III A (boron): B, Al, Ga, In, Tl,Â
Bang Ali Gak Ingin Telor (Boron, Alumunium, Galium, Indium, dan Talium)
Golongan IV A (karbon): C, Si, Ge, Sn, Pb
Certia Singkat Gegerkan Sang Prabu (Karbo, Silikon, Germanium, Stannum, dan Plumbum)
Folongan V A (Nitrogen): N, P, As, Sb, Bi
Nembak Pacar Asal Sabar Bisa (Nitrogen, Posfor, ARsenik, Stibium, dan Bismut)
Golongan VI A (Khalkogen): O, S, Se Te, Po
Orang Sinting Senang Telanjang Polos (Oksigen, Sulfur, Selenium, Telurium, dan Polonium)
Golongan VII A (Halogen): F, Cl, Br, I, At
Fans Club Barcelona Ingin Atraksi (Flour, Klor, Brom, Iodine, dan Astatin)
Glongan VIII A (gas mulia): He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn
Heran Nengok Artis Korea Xenang Ronda (Helium, Neon, Argin, Kripton, Xenon, dan Radon)
Nah itulah beberapa jembatan keledai dalam menghfal unsur tabel periodik. Jembatan keledai memang lebih efisien dalam menghafal, cara ini juga lebih mudah dibandingkan mengingat satu persatu unsur yang ada dalam tabel periodik
Metode jembatan keledai tidak hanya diterapkan dalam ilmu alam. Metode ini tidak hanya membuat akronim kemudian dijadikan satu kalimat, metode ini juga kita bisa mengambil intisari dari sebuah teori kemudian dijadikan kalimat.
Cara ini saya lakukan dalam metode menghafal setiap pasal dalam UUD 1945. Misalnya untuk menghafal Pasal 2 dalam UUD 1945, kita tidak perlu menghafal secara detail bunyi dari pasal tersebut. Saya hanya mengambil intisari dalam pasal tersebut.
Pasal 2 mengatur tentang MPR ayat 1 sendiri merupakan susunan MPR. Intiasarinya adalah berikut, MPR terdiri dari DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilu. Tiga intiasari itu cukup untuk mewakili bunyi dalam satu pasal UUD 1945.
Contoh lainnya adalah untuk menghafal Pasal 362 KUHP tentang pencurian, saya tidak tahu isi pasti pasal tersebut. Namun, intisari dari pasal itu bisa disederhankan menjadi barangsiapa, mengambil barang orang lain, sebagian atau seluruhnya, tanpa hak, dengan maksud untuk dikuasai.
Hal itu cukup untuk mewakili isi pasal 362 tadi. Jadi, metode jembatan keledai bisa diaplikasikan dalam berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu hukum yang saya geluti.
Kita tinggal mengambil kata kunci dari setiap materi, kemudian kata kunci tersebut kita kembangkan dengan menggunakan bahasa yang kita mudah pahami.
Nah itulah cara saya ketika menghafal tabel periodik ketika masih SMA dulu. Memang mata pelajaran tersebut membuat ngantuk bagi yang tidak suka. Tetapi, metode jembatan keledai patut dicoba untuk berbagai bidang ilmu lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H