Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Bawah Pohon Sukun, Lahir Pemikiran Besar Bernama Pancasila

1 Juni 2021   06:48 Diperbarui: 1 Juni 2021   07:00 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bung Karno tidak menemukan Pancasila, akan tetapi menggali jauh ke dalam tradisi bangsa Indonesia dan Bung Karno menemukan lima butir mutiara atau lima sila di dalamnya.

Lima dasar tersebut adalah kebangsaan, internasionalisme atau perikemanusiaan, demokrasi, keadilan sosial, dan ketuhanan Yang Maha Esa. 

Butir pertama yaitu kebangsaan, setiap orang tidak dapat dipisahkan dari tanah yang ia pijak. Rakyat tidak akan lepas dari wilayah yang ia huni. Untuk itu, perlu kiranya menumbuhkan sikap cinta tanah air atau nasionalisme.

Butir kedua kemudian dijelaskan Indonesia adalah bagian kecil dari dunia ini. Nasionalisme tidak dapat hidup subur jika tidak dalam tamannya yaitu internasionalisme atau perikemanusiaan. 

Ingatlah kata-kata Gandhi, saya seorang nasionalis, tetapi kebangsaan saya adalah perikemanusiaan. (Bung Karno Penyampung Lidah Rakyat, hlm 240)

Butir ketiga adalah demokrasi. Bangsa Indonesia mempunyai satu ciri khas atau kebiasaan asli yaitu musyawarah dan mufakat. Bung Karno menyebutkan negara Indonesia nantinya bukan menjadi negara untuk satu golongan, tetapi untuk semua. 

Sebagai seorang yang meyakini kekuatan pemerintahan terletak atas dasar perwakilan. Jika orang yang berpaham islamisme silakan berjuang semaksimal mungkin untuk bisa menjadi perwakilan di pemerintahan dan menyuarakan aspirasinya di parlemen. 

Begitupun dengan orang yang beragama kristen, jika ingin kebijakan bangsa Indonesia dijiwai injil, bekerja keraslah agar mendapatkan posisi di parlemen dan menyerukan itu sebagai utusan orang-orang kristen.  

Butir keempat adalah keadilan sosial. Keadilan sosial ini tidak hanya sebatas persamaan politik atau hak. Tetapi lebih jauh lagi, yaitu persamaan ekonomi. Mungkin saja saat ini persamaan politik sudah dicapai, akan tetapi dari segi ekonomi tidak. 

Masih terdapat kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Maka, tugas pemerintah sekarang tidak hanya mengurusi persamaan hak politik, tetapi persamaan hak dalam segi ekonomi. Yaitu kesejahteraan agar setiap masyarakat hidup dengan makmur. 

Butir terakhir adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Mungkin Pancasila merupakan satu-satunya ideologi dan dasar negara yang menyematkan asas ketuhanan di dalamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun