Babak pertama perpanjangan waktu skor masih tidak berubah. Di babak kedua, Villarreal masih memegang kendali permainan. MU tidak memiliki kesempatan sedikitpun untuk melakukan serangan balik.
MU seperti menurunkan intensitas permainan. Hal itu ditujukan dengan Villarreal yang berhasil menguasi pertandingan. Akan tetapi, Villarreal sendiri kesulitan membongkar pertahanan MU.Â
Tambahan waktu tidak memunculkan pemenang sama sekali. Â Penentuan juara akhirnya harus ditentukan dengan adu penalti. Tidak hanya laga normal, adu penalti sekalipun harus ditentukan sampai akhir.Â
Sebelas pemain kedua tim menjadi eksekutor penalti dalam laga ini. Sampai akhirnya penentuan adu penalti sepenuhnya ada di tangan kiper kedua tim.Â
Kiper Villarreal Rulli berhasil menunaikan tugasnya dengan baik dan berhasil mencetak gol. Di sisi lain, beban berat ditanggung oleh David de Gea, sepakan de Gea mampu dibaca dengan baik oleh Rulli.Â
Dengan hasil tersebut, Villareal berhasil keluar sebagai juara European League. Dengan kemenangan ini, tim asuhan Unai Emery otomatis lolos ke fase grup Liga Champions.Â
Kemenangan ini menegaskan bahwa Unai Emery begitu dominan dalam laga final Europa League. Emery berhasil mencapai lima partai final dan empat laga final dimenangkan olehnya.
Di sisi lain, kekalahan ini membuat MU membuang peluang meraih gelar untuk kedua kalinya. Di liga, peluang tersebut harus pupus setelah dikalahkan Leicester City, dan di Eropa peluang untuk meraih gelar tertahan karena drama adu penalti.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H