Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sate Beracun, Driver Ojol, dan Cinta yang Tidak Ada Logika

4 Mei 2021   12:24 Diperbarui: 4 Mei 2021   15:36 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sate beracun memakan korban. Via gird.id

Tidak sedikit driver ojol menjadi perantara terjadinya suatu tindak pidana. Bahkan dalam beberapa kasus para driver ojol justru menjadi kurir dadakan narkoba.

Alasan para bandar menggunakan jasa ojol adalah karena lepas dari kecurigaan penegak hukum. Selain itu, paket yang diantarkan cepat sampai ke tempat tujuan.

Adanya kemajuan teknologi justru semakin mempermudah para pelaku kriminal melakukan aksinya. Perlu adanya kerjasama antara pihak penyedia layanan pesan antar dengan kepolisian untuk mencegah hal serupa. 

Di sisi lain, dalam kasus ini cinta alias patah hati bisa berujung pada suatu tindak kejahatan. Manusia memang lahir dari cinta, kita tidak bisa mengganggu gugat perihal ini. 

Manusia juga diberikan rasa cinta oleh Tuhan Yang Maha Esa. Rasa cinta tersebut tidak hanya pada manusia. Lebih jauh cinta terhadap pekerjaan, cinta orangtua bahkan cinta pada negara. 

Konflik-konflik besar bahkan perang sekalipun bisa lahir karena sebuah cinta. Cinta terhadap negara secara berlebihan dan merendahkan negara lain hanya akan melahirkan perang. 

Semua tindakan tidak manusiawi dibenarkan dengan mengatasnamakan cinta. Bahkan orang rela berduel satu lawan satu hanya karena cinta. Cinta memang menyisihkan logika. 

Logika memang seakan tumpul jika cinta sudah ikut campur. Tidak heran, karena cinta adalah perasaan. Entah itu suka maupun benci, alias patah hati. Ujung-ujungnya karena cinta setiap orang melakukan perbuatan di luar logika. 

Bunuh diri, bahkan menghabisi nyawa pasangan tidak terhindarkan. Untuk itu, penting sekali menyeimbangkan perasaan dengan nalar yang kuat. Agar kita masih bisa bertindak secara rasional dan berperasaan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun