Dalam hal beribadah misalnya, selagi kita masih muda ya lalukan sekarang juga. Jangan berpikir bahwa ibadah itu nanti di hari tua, padahal belum belum tentu kita bisa merasakan hari tua.
Beribadahlah selagi waktu lapang sebelum datang waktu sibuk. Hal ini begitu saya rasakan ketika usia sudah dewasa. Kesibukan dunia dan pekerjaan terkadang membuat waktu ibadah tergeser.Â
Selagi masih diberi harta yang cukup maka hendaklah beramal, bersedekah. Harta sejatinya titipan dari Allah dan ada sebagian dari harta kita milik mereka yang membutuhkan.Â
Intinya, selagi kita mempunyai kondisi lima tadi, yaitu muda, waktu luang, sehat, cukup harta, dan yang paling penting adalah masih diberikan hidup, maka gunakan waktu tersebut dengan baik.Â
Isi waktu tersebut dengan ibadah dan hal positif. Jangan sampai kita termasuk ke dalam orang-orang yang merugi karena tidak bisa memanfaatkan waktu yang lima tadi.Â
Kita tidak akan tahu betapa nikmatnya rasa sehat jika kita tidak tahu apa itu rasa sakit. Begitu juga dengan kondisi waktu yang lain, lebih lagi hidup, kita hanya diberi waktu hidup satu kali di dunia.Â
Kehidupan yang satu kali ini akan menentukan kita di kehidupan ke dua di akhirat nanti. Jadi manfaatkan waktu itu agar kita tidak termasuk ke dalam orang yang rugi di akhirat nanti.Â
Acara mubalighin tidak hanya sekedar mengasah kita untuk menyampaikan materi. Lebih dari itu, kita menjadi terbiasa ketika berbicara di depan umum.Â
Ketika sudah terjun ke masyarakat, karena sudah dilatih dari awal. Maka rasa grogi itu bisa dihindari, setidaknya itu yang saya rasakan.Â
Meskipun saya tidak ahli dalam berdakwah. Tetapi untuk berbicara di depan umum yah bisa lah. Karena sudah dilatih sedemikian rupa. Hal tersebut berguna untuk memaparkan sesuatu, entah itu di dunia kerja maupun di dunia pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H