Saya sendiri lebih senang berbicara dibandingkan membaca qur'an. Alasannya suara saya pas-pasan, tidak enak didengar untuk tilawah qur'an. Dari sinilah karakter setiap siswa bisa terlihat.Â
Mana yang lebih ahli menjadi pembawa acara, penceramah, pembaca qur'an dan seterusnya. Saya sendiri ketika terpilih sebagai penceramah mengambil tema yang ringan.Â
Ringan untuk diri saya sendiri, karena tidak akan menyulitkan ketika menyampaikan materi ceramah nanti. Selain itu, materi yang ringan bisa dengan mudah dicerna oleh hadirin.Â
Nah, baik pembawa acara maupun penceramah, setidaknya harus menguasai mukadimah. Metode mukadimah dalam ceramah cukup simple.
Diawali dengan membaca hamdallah, membaca syahadat, kemudahan membaca shalawat, membaca ayat Al-qur'an yang akan menjadi bahan ceramah dan terakhir adalah hadist sebagai penguat dari ayat Al-qur'an tadi.Â
Inspirasi materi ceramah yang saya bawakan ketika itu sebenarnya hanya dari sebuah lagu religi. Yaitu lagu yang berjudul demi masa yang dibawakan oleh Raihan. Saya yakin pasti pembaca pernah mendengar lagu ini.Â
Jika saya tidak keliru, judul lagu tersebut merupakan terjemahan dari surat Al-'Ashr. Liriknya pun mirip dengan terjemahan surat ini. Ditambah lagi satu hadist tentang pentingnya waktu.Â
Jadi lagu tersebut sudah cukup untuk dijadikan materi ceramah. Bisa juga dimasukan dalam mukadimah dakwah. Tinggal ditambah hadist tentang pentingnya waktu.Â
Berbicara soal waktu, sesungguhnya manusia itu rugi. Apabila waktu itu tidak digunakan dengan baik. Kecuali bagi mereka yang beramal saleh dan selalu berbuat kebajikan.Â
Rasulullah Saw pernah bersabda kepada seorang laki-laki dan menasihatinya;
"Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu." (HR Nasai dan Baihaqi)