Yang salah adalah tuntutan untuk turnamen pramusim. Seharusnya, untuk Pramusim sendiri tim tidak dibebankan dengan hasil atau juara.Â
Turnamen pramusim sejatinya menjadi ajang yang bagus untuk pemulihan fisik pemain. Bukan malah memporsir para pemain dengan jadwal yang padat. Akibatnya yang tadinya untuk pemulihan fisik menjadi sebaliknya, yaitu para pemain menjadi cidera.Â
Turnamen pramusim juga bertujuan untuk menguji pemain yang kurang jam terbang di liga. Laga pramusim menjadi hal yang bagus untuk mengembangkan permainan, khususnya pemain muda.Â
Sehingga di liga nanti, pemain muda yang sudah matang dalam laga pramusim bisa memberikan dampak siginifikan di liga nanti. Turnamen pramusim menjadi tempat yang bagus untuk mengorbitkan pemain muda.
Lain lagi jika tim, maupun supporter menuntut juara. Pemain yang diturunkan haruslah pemain inti, itu sama saja menutup untuk memberikan menit bermain khususnya bagi pemain muda.
Akibatnya, para pemain muda tidak berkembang, kurangnya jam terbang bagi pemain muda membuat regenerasi sepakbola Indonesia menjadi tertinggal dibanding negara lain.Â
Masih banyak sekelumit masalah sepakbola yang harus kita perbaiki, belum lagi soal manajemen kepengurusan. Itu menjadi PR kita semua. Untuk itu, kepada para supporter dewasalah dalam mendukung tim.Â
Kecewa boleh, tetapi jangan sampai berujung pada anarkisme. Lebih konyol lagi jika rasa kecewa tersebut timbul hanya karena turnamen pramusim.Â
Baca juga artikel lainnya :
Salah Kaprah Klub Indonesia Dalam Menyikapi Turnamen Pramusim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H