Karena laga ditentukan dalam satu laga itu saja. Kedua tim pastinya akan bermain ngotot tidak peduli harus bermain dengan 10 pemain atau tidak.Â
Hal tersebut sudah dibuktikan dengan laga perebutan tempat kegita yang digelar satu laga kemarin. Karena digelar satu laga dan ditentukan saat itu juga permainan menjadi seru.Â
PSS Sleman yang harus bermain dengan 10 pemain justru berhasil keluar menjadi pemenang atas PSM Makassar dengan skor 2-1. Kejadian itu tidak terulang di parari final.Â
Kesalahan memahami turnamen pramusim
Masih banyak penikmat sepakbola kita menganggap turnamen pramusim itu maha penting. Contoh yang paling nyata adalah imbas dari laga final kemarin.Â
Oknum bobotoh pendukung Persib justru membuat kerusuhan, mereka kecewa karena Persib tidak tampil sebagai juara. Mirisnya korban dari kerusuhan tersebut adalah saudara Aqil Savik yang berposisi sebagai kiper untuk Persib.Â
Diketahui dalam unggahan instastorynya, kakak perempuan Aqil tengah menyetir sendiri, kemudian mobil tersebut digeruduk oleh oknum bobotoh, hal tersebut karena mobil tersebut berplat B.Â
Selain itu, oknum bobotoh menyerbu graha Persib yang berada di Jalan Sulanjana Bandung. Mereka melempari graha dengan batu dan suar.Â
Sungguh tindakan yang tidak dewasa. Kesalahan memahami turnamen ini yang menyebabkan itu semua. Ini hanya pemanasan kawan, laga sesungguhnya adalah liga.Â
Supporter terkadang menuntut para pemain untuk bermain maksimal. Padahal seperti yang sudah disinggung di atas, seharusnya kita harus maphum mengapa mereka bermain tidak maksimal.Â
Jadwal padat dan tuntutan supporter maupun manajemen untuk bermain maksimal memberikan tekanan pada pemain. Hal tersebut wajar, supporter maupun manajemen memberikan target seperti itu.Â