Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ed Woodward dan Dagelan European Super League

21 April 2021   18:04 Diperbarui: 22 April 2021   11:38 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Eksekutif Manchester United Ed Woodward. via bolasport.com

Polemik mengenai European Super League (ESL) alias Liga Super Eropa masih hangat diperbincangkan. Banyak pro dan kontra mengenai isu pembentukan kompetisi yang digagas oleh klub elit Eropa tersebut. 

Federasi Sepakbola Eropa (UEFA) seperti kebakaran jenggot ketika isu ini mencuat. Bagaimana tidak, klub yang menggagas ide ini adalah mereka yang yang mempunyai sejarah dalam kompetisi Eropa. 

Klub-klub tersebut bisa dibilang yang meramaikan kompetisi Liga Champions Eropa yang dibawahi oleh UEFA. Sebut saja Real Madrid, klub terbanyak yang mengoleksi trofi si kuping besar tersebut. 

Tentu saja dari segi bisnis para sponsor akan lari, mengingat yang berlaga dalam Liga Super Eropa adalah klub elit langganan juara di Eropa dan liga masing-masing. Itulah yang membuat UEFA kebakaran jenggot. 

UEFA berang dengan gagasan klub tersebut. Klub tersebut seperti melakukan kudeta pada pemerintahan resmi. UEFA bahkan mengancam klub yang berpartisipasi dalam kompetisi Liga Super Eropa. 

UEFA tidak segan-segan akan memberikan sanksi kepada klub yang berpartisipasi dalam ESL. Sanksi bisa berupa pelarangan ikut kompetisi domestik hingga kompetisi dunia. 

Selain klub, UEFA juga mengancam para pemain. Para pemain yang berlaga dalam ESL diancam tidak bisa membela timnas negaranya masing-masing. 

Format laga yang dibilang cukup nyeleneh juga menjadi sorotan. Bagaimana tidak, lima belas klub pendiri tidak akan terkena degradasi. Mereka bermain sesuka hati dan mendapatkan uang ke pundi-pundi klub. 

Laga yang dijanjikan akan berjalan seru, rupanya cuma isapan jempol belaka. Hal itu bisa dilihat dari mundurnya klub kontestan asal Inggris. 

Selain itu, mayoritas tim yang bermain dalam ESL dalam laga lanjutan liga kemarin bermain lembek. Beberapa klub yang bermain melawan tim yang hampir terdegradasi justru kewalahan dalam laga tersebut. 

Arsenal misalnya, dalam lanjutan Liga Inggris pekan kemarin,  tim Meriam London ditahan imbang oleh Fullham. Fullham sendiri merupakan tim juru kunci yang menempati posisi ke-18 di Liga Inggris. 

Sama halnya dengan Liverpool, klub asuhan Jurgen Klopp tersebut juga gagal menang kala berjumpa dengan Leeds United. The Reds harus dipaksa bermain imbang dengan skor 1-1.

Fans Chelsea melakukan protes di depan Stamford Bridge tepat sebelum laga Chelsea vs Brighton dalam lanjutan Liga Inggris. Foto: Goal Indonesia
Fans Chelsea melakukan protes di depan Stamford Bridge tepat sebelum laga Chelsea vs Brighton dalam lanjutan Liga Inggris. Foto: Goal Indonesia

Pun demikian dengan Chlesea, laga melawan Brighton kemarin tertunda karena fans The Blues melakukan protes sebelum laga dimulai. Akibatnya bus Chelsea sendiri tidak bisa masuk ke stadion. 

Parahnya dalam laga tersebut Chelsea tidak bisa menang. Meski unggul jumlah pemain, Chelsea tidak bisa mengalahkan Brighton dan laga berakhir dengan skor kacamata.

Lebih lagi Tottenham Hotspur, mereka malah memecat juru taktiknya Jose Mourinho yang tidak bisa mengangkat peforma tim. Mourinho dinilai gagal membawa Spurs ke papan atas liga. 

Manchester United lebih parah lagi. Wakil Ketua Eksekutif Ed Woodward dikabarkan hengkang dari kepengurusan klub berjuluk The Red Devils tersebut.

Kabarnya Ed telah mencapai kesepakatan dengan keluarga Glazer selaku pemilik klub. Meskipun akan meninggalkan MU akhir tahun ini, tetapi berita pengunduran diri sudah diumumkan. 

Hal ini tidak bisa terlepas dari kekisruhan ESL. Kabarnya Ed Woodward disebut-sebut sebagai orang yang membawa MU ke dalam pusaran ESL. Ed juga dikabarkan merupakan salah satu perintis dari ESL. 

Nama Woodward bahkan sempat disebut presiden UEFA, Aleksandar Ceferin, ketika European Super League muncul. Woodward pun mundur dari jabatannya di UEFA menyusul pembentukan liga yang melibatkan klub-klub kaya di Eropa itu.

Belum lagi para supporter memprotes kebijakan klub tersebut. Beberapa fans dari klub peserta ESL melakukan protes. Hal tersebut karena kompetisi tersebut hanya sebagai lahan bisnis. 

Langkah yang diambil oleh Ed rupanya berdampak besar. Semua klub asal Inggris kompak hengkang dari ESL. 

Klub asal Italia Inter Milan dan AC Milan kabarnya akan mundur. Mereka sudah tidak tertarik lagi dengan kompetisi ESL. Klub Italia hanya menyisakan Juventus saja. 

Di Spanyol demikian, Atletico Madrid dan Barcelona juga siap hengkang. Praktis hanya menyisakan dua klub, yaitu Real Madrid dan Juventus. 

Ditambah lagi dua klub besar Jerman Bayern Munchen dan Borussia Dortmund sejak dari awal menolak usulan ini. Sama halnya dengan Paris Saint Germain. 

Jadi kompetisi ini hanya menyisakan dua klub saja. Propaganda yang dilakukan UEFA dengan menggandeng FIFA dan federasi sepakbola Inggris, Italia, dan Spanyol membuat sebagian klub hengkang. 

Lantas apa yang membuat Real Madrid dan Juventus begitu ngotot. Tidak ada yang tahu mungkin ada udang di balik batu. ESL bak sebuah dagelan dalam sepakbola saat ini. 

Apalagi jika kompetisi tersebut benar-benar tidak terwujud. Kompetisi tersebut layu sebelum tumbuh, melempen dari awal. Inilah dagelan sepakbola abad ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun