Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Homo sapiens. Nulis yang receh-receh. Surel : daniramdani126@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Salah Kaprah Klub Indonesia dalam Menyikapi Turnamen Pramusim

9 April 2021   07:06 Diperbarui: 17 April 2021   20:28 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semi final leg pertama piala menpora sudah rampung digelar. Laga pertama mempertemukan Persija Jakarta vs PSM Makassar. Laga berkesudahan dengan skor kacamata. 

Di laga kedua, Persib Bandung berhasil membalikkan keadaan dari PSS Sleman. Persib sempat tertinggal terlebih dahulu dari pasukan elang jawa dengan skor 1-0.

Tak berselang lama Persib berhasil menyamakan kedudukan dan di menit terakhir Frets Butuan berhasil membawa Persib unggul 2-1. 

Leg kedua akan berlangsung di Stadion Manahan Solo esok hari. Laga pertama akan mempertemukan PSM Makassar melawan Persija Jakarta. Ke esokan harinya akan mempertemukan PSS vs Persib.  

Piala Menpora sejatinya serangakaian turnamen menuju Liga 1 nanti. Piala Menpora menjadi tolok ukur untuk liga nanti. Oleh karenanya, suskesnya piala menpora nanti akan menentukan liga, terutama dalam protokol kesehatan. 

Turnamen pramusim menjadi prestisius di Indonesia. Terlebih jika kita tarik ke belakang tepatnya pada tahun 2015. Kala itu kondisi sepakbola Indonesia kacau. PSSI dibekukan oleh Menpora Imam Nahrawi, belum lagi kepengurusan PSSI sendiri yang semrawut. 

Akibatnya, sepakbola Indonesia disanksi oleh FIFA, selama hampir satu tahun sepakbola Indonesia mati kutu. Klub merugi, salah satunya juara Indonesia Super League (ISL) 2014 Persib Bandung.

Akibat disanksinya sepakbola Indonesia, Persib Bandung tidak bisa berbicara lebih banyak di kancah Asia, dan harus terhenti dari Piala AFC. 

Kekosongan kompetisi itulah yang membuat turnamen pramusim digulirkan. Adanya turnamen jelas untuk menghidupkan kompetisi liga yang mati suri akibat disanksi. 

Turnamen pramusim yang digelar kala itu ialah Piala Presiden. Bukan main, pembukaan turnamen tersebut dibuka langsung oleh Prsiden Joko Widodo. Hadiah turnamen tersebut bisa dibilang fantastis, yaitu 3 miliar rupiah. Koreksi jika saya keliru. 

Siapa yang tidak tergiur dengan hadiah sebanyak itu, ditambah lagi kompetisi liga yang mati menjadikan turnamen tersebut bergengsi. Lumayan untuk menambah koleksi piala di dalam lemari klub. 

Setiap klub pastinya mengincar hadiah tersebut, logis karena hadiah dari turnamen tersebut besar. Turnamen yang tadinya hanya untuk mengisi kekosongan liga, statusnya berubah. Menjadi penting. Mungkin selevel liga. 

Turnamen Piala Presiden edisi pertama tersebut berhasil dimenangkan oleh Pesib Bandung. Tim kebanggaan bobotoh tersebut berhasil keluar menjadi juara pertama turnamen pramusim tersebut. 

Persib Bandung keluar sebagai juara Piala Presiden pada tahun 2015 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. (liputan6.com)
Persib Bandung keluar sebagai juara Piala Presiden pada tahun 2015 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. (liputan6.com)

Ketika sepakbola Indonesia belum bangkit seutuhnya, turnamen semacam itu digelar guna mengisi kekosongan liga. 

Salah satunya adalah Torabika Soccer Championship pada 2016. Kompetisi tersebut berhasil dimenangkan oleh Persipura Jayapura, dan terobasan baru, yaitu penggunaan wasit asing. 

Pada 2017, sepakbola Indonesia mulai bangkit. Itu dibuktikan dengan dilanjutkannya kompetisi kasta tertinggi di Indonesia yaitu Liga 1. Pada 2017, Bhayangkara FC keluar sebagai juara liga, kemudian pada tahun 2018 dimenangkan oleh Persija Jakarta, dan 2019 dimenangkan oleh Bali United. 

Piala Presiden sendiri rutin digelar menjelang bergulirnya liga, edisi terakhir dari Piala Presiden adalah pada 2019 lalu yang dimenangkan oleh Arema FC. 

Liga 1 2020 kembali terhenti, lain lagi masalahnya. Bukan karena sanksi dari FIFA, melainkan karena pandemi covid-19. Hampir satu tahun kompetisi terhenti.

Disaat sepakbola Eropa sudah bermain bola. Di Indonesia sepakbola masih saja mati, masalahnya jelas dari sisi perizinan. 

Liga yang digembor-gemborkan akan bergulir tahun ini tidak kunjung bergulir karena tidak mendapatkan restu dari kepolisian yang memberikan izin. 

Secercah harapan muncul ketika Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo didapuk menjadi pimpinan polri. Izin untuk sepakbola keluar, untuk memastikan agar liga nantinya sesuai prokes, maka muncul turnamen pramusim Piala Menpora pada hari ini. 

Akan tetapi, turnamen pramusim yang sejatinya sebagai ajang uji kedalaman skuad kini berubah, menjadi prioritas. 

Mungkin di sini kita semua salah memaknai kata "turnamen" itu sendiri. Meskipun ditambah dengan kata "pramusim" tetap saja jika kita kembali pada ke belakang status turnamen pramusim menjadi penting. 

Semua pemain dituntut untuk bermain maksimal, bahkan diporsir latihan fisik. Akibatnya, banyak pemain inti yang cidera, padahal kompetisi yang sesungguhnya yaitu liga belum mulai. 

Kesalahan dalam menangkap turnamen inilah yang membuat turnamen menjadi bergengsi. Ditambah lagi dengan preseden di tahun 2015 lalu. Belum lagi, hadiah yang cukup menggiurkan membuat turnamen pramusim menjadi maha penting. 

Turnamen pramusim hendaknya tidak mengedepankan hasil, entah itu menang, kalah, juara, atau angkat koper lebih cepat dari semestinya. 

Turnamen pramusim sejatinya seperti pertandingan persahabatan, hasil nomor sekian. Yang terpenting adalah kedalaman tim. Turnamen pramusim menjadi ajang yang bagus untuk memberi jam terbang pada pemain muda. 

Selain itu, turnamen pramusim bagus untuk mencoba taktik dan strategi. Hal tersebut akan berguna untuk di liga utama nanti. Turnamen pramusim sejatinya ajang bagi pelatih untuk bereksperimen dalam strategi.

Eksperimen yang dicoba di laga pramusim tidak ada salahnya. Karena seharusnya, turnamen pramusim tidak mengedepankan hasil. Tetapi perkembangan permainan. 

Hal yang berbeda apabila manajemen tim menuntut untuk bermain maksimal. Dituntut untuk juara, katakanlah begitu. Maka eksperimen strategi atau menurunkan pemain muda menjadi berisiko karena tuntutan juara. 

Hal yang bagus memang untuk serius dalam satu turnamen. Akan tetapi, kita harus lebih bijak lagi. Karena kompetisi yang sesungguhnya adalah liga. 

Untuk itu, bagi tim yang gagal dalam turnamen pramusim khususnya Piala Menpora jangan ambil pusing. Ini hanya turnamen pramusim, kompetisi yang sesungguhnya adalah liga nanti. 

Penulis sendiri mengapresiasi bagi setiap klub yang berpartisipasi di Piala Menpora 2021. Khususnya kepada para klub yang memberikan jam terbang lebih pada pemain muda, dan pemain lokal. 

PSIS Semarang dan Persebaya Surabaya menjadi dua tim yang hanya diperkuat oleh pemain lokal. Selain itu, Persib Bandung juga menjadi salah satu tim yang memainkan semua pemainnya.

Ke depannya turnamen yang bersifat tidak pramusim bisa digelar. Sebelumnya, selain liga ada turnamen lain seperti Copa Indonesia dan Piala Indonesia. Mungkin turnamen seperti itu perlu dihidupkan kembali.

Sehingga para pemain, khususnya pemain muda yang sulit mendapatkan menit bermain di liga bisa dimainkan di turnamen. 

Di Eropa sana demikan, di Inggris ada Piala FA, Spanyol punya Copa del Rey, Italia punya Copa Italia. Mungkin dengan menghidupkan turnamen semacam itu bisa membuat sepakbola Indonesia semakin menarik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun