Secercah harapan muncul ketika Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo didapuk menjadi pimpinan polri. Izin untuk sepakbola keluar, untuk memastikan agar liga nantinya sesuai prokes, maka muncul turnamen pramusim Piala Menpora pada hari ini.Â
Akan tetapi, turnamen pramusim yang sejatinya sebagai ajang uji kedalaman skuad kini berubah, menjadi prioritas.Â
Mungkin di sini kita semua salah memaknai kata "turnamen" itu sendiri. Meskipun ditambah dengan kata "pramusim" tetap saja jika kita kembali pada ke belakang status turnamen pramusim menjadi penting.Â
Semua pemain dituntut untuk bermain maksimal, bahkan diporsir latihan fisik. Akibatnya, banyak pemain inti yang cidera, padahal kompetisi yang sesungguhnya yaitu liga belum mulai.Â
Kesalahan dalam menangkap turnamen inilah yang membuat turnamen menjadi bergengsi. Ditambah lagi dengan preseden di tahun 2015 lalu. Belum lagi, hadiah yang cukup menggiurkan membuat turnamen pramusim menjadi maha penting.Â
Turnamen pramusim hendaknya tidak mengedepankan hasil, entah itu menang, kalah, juara, atau angkat koper lebih cepat dari semestinya.Â
Turnamen pramusim sejatinya seperti pertandingan persahabatan, hasil nomor sekian. Yang terpenting adalah kedalaman tim. Turnamen pramusim menjadi ajang yang bagus untuk memberi jam terbang pada pemain muda.Â
Selain itu, turnamen pramusim bagus untuk mencoba taktik dan strategi. Hal tersebut akan berguna untuk di liga utama nanti. Turnamen pramusim sejatinya ajang bagi pelatih untuk bereksperimen dalam strategi.
Eksperimen yang dicoba di laga pramusim tidak ada salahnya. Karena seharusnya, turnamen pramusim tidak mengedepankan hasil. Tetapi perkembangan permainan.Â
Hal yang berbeda apabila manajemen tim menuntut untuk bermain maksimal. Dituntut untuk juara, katakanlah begitu. Maka eksperimen strategi atau menurunkan pemain muda menjadi berisiko karena tuntutan juara.Â
Hal yang bagus memang untuk serius dalam satu turnamen. Akan tetapi, kita harus lebih bijak lagi. Karena kompetisi yang sesungguhnya adalah liga.Â