Cinta, setiap manusia pasti mempunyai rasa cinta, karena manusia diciptakan atas dasar cinta, kita tidak bisa membantah ini.Â
Cinta bukan hanya sebatas orientasi terhadap lawan jenis. Tetapi lebih dari itu, cinta akan bangsa, cinta akan pekerjaan, kepada orangtua dan sebagainya. Terkadang cinta juga mendatangkan petaka.Â
Cinta tanah air yang berlebihan dan menyepelekan bangsa lain hanya akan mendatangkan bencana. Bahkan karena cinta, orang rela duel satu lawan satu sampai hancur lebur. Itulah cinta yang mendatangkan petaka.Â
Tema tentang cinta memang laku di pasaran, terutama di kalangan muda mudi. Dari cinta ini pula muncul istilah cinta buta, ghosting, move on, mantan dan teman-temanya.Â
Maka tema-tema tentang cinta biasanya laku, entah itu film, musik, novel, atau tukang twitt perihal cinta dengan kata-kata melankolisnya.
Tetapi, tidak semua orang bisa sukses dalam dunia percintaan. Bahkan ada yang gagal dalam dunia ini, tidak tanggung-tanggung orang yang gagal akan percintaan ini merupakan sosok filsuf yang cinta akan kebijaksanaan.
Dialah Friedrich Nietzsche. Bagi yang menyenangi filsafat tentunya tidak asing dengan nama di atas.Â
Nietzsche dilahirkan pada tanggal 15 Oktober 1844 di Roecken, Jerman. Orangtuanya adalah Carl Ludwig Nietzsche (1813-1849), seorang pastor Lutheran yang keras dan istrinya
Franziska, nama gadisnya Oehler (1826-1897). Ia diberi nama untuk menghormati kaisar Prusia, Friedrich Wilhelm IV yang memiliki tanggal lahir yang sama. Adik perempuannya, Elisabeth, dilahirkan pada tahun 1846.
Setelah kematian ayahnya pada tahun 1849 dan adik laki-lakinya, Ludwig Joseph (1848-1850), keluarga ini pindah ke Naumburg dekat Saale. Nietzsche merupakan salah satu tokoh eksistensialisme.
Filsafat Nietzsche adalah filsafat tentang cara memandang 'kebenaran' atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme.