Mohon tunggu...
Dani Prakasa
Dani Prakasa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berita, Acara, dan Ramalan yang Membodohkan

5 Juni 2018   15:10 Diperbarui: 5 Juni 2018   15:17 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Contoh Berita Hoax di internet tahun 2010 sempat viral tentang, Panji sang penakluk ular dikabarkan meninggal setelah dimangsa seekor komodo di pulau komodo, saat perjalanan mencoba menaklukkan komodo dengan tangan kosong dengan cara menarik ekor komodo lalu komodo marah dan mulai mencoba memangsa Panji, bahkan krew kameramen tidak dapat menolong Panji. Nyatanya Panji tidak meninggal dan tidak menaklukkan komodo sekalipun. (Sumber). Maka berita tersebut termasuk berita penipuan.

Pembodohan lewat media-media yang mengarah hoax, sangat mudah memasuki pikiran kalangan masyarakat pendidikan rendah. Karena konten medianya sangat menarik dan bersifat menghibur, dibanding hal-hal yang mendidik atau beredukasi.

Sejarah Pembodohan Di Indonesia

Pembodohan sudah ada sejak jaman Portugis awal abad ke 16 dijajah, Pada awalnya bangsa Portugis mendirikan koalisi dan perjanjian damai pada tahun 1512 dengan Kerajaan Sunda di Parahyangan karena masyarakat Indonesia pada zaman dulu mudah tertipu dan di iming-iming penawaran oleh penjajah. Lalu pada abad ke 17 penjajahan bangsa Portugis terhenti karena kedatangan bangsa Belanda dan pulang ke tempat asalnya.

Pada abad ke 17 VOC, Belanda dipimpin oleh Cornelius De Houtman dan berhasil masuk ke Indonesia melalui Banten. Bangsa Belanda dating ke Indonesia bertujuan menguasai rempah-rempah dengan cara mendirikan VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) yang ada di Banten pada tahun 1602.

Pada akhir abad ke 18 Kolonial Hindia-Belanda,VOC mengalami kemunduran dan berakibat kerugian yang sangat besar. Faktor hal ini terjadi karena persaingan dagang dari perancis dan inggris. Penduduk di Indonesia, terutama Jawa telah menjadi miskin, sehingga tidak mampu membeli barang-barang yang dijual oleh VOC. 

Perdagangan gelap meningkat dan menerobos monopoli perdagangan VOC. Bawah-bawahan VOC banyak melakukan korupsi dan kecurangan akibat dari gaji yang diterima kecil. VOC mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan pegawai-pegawai yang jumlahnya cukup besar untuk memenuhi pegawai daerah-daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan Madura. (Sumber)

Pada abad ke 19 Kolonial Hindia-Belanda, Inggris mulai menguasai pulau Jawa dari bangsa Belanda. Yang dipimpin oleh letnan Inggris Stamford Raffles, Gubernur jenderal 1811-1816 pada saat jawa dikuasai Inggris. Daendels mereorganisasi pemerintah kolonial pusat dan daerah dengan cara membagi pulau Jawa dalam distrik yang dipimpin pegawai sipil Eropa yang merupakan bawahan dari Gubernur Jendral di Batavia. Kelompok residen ini bertanggung jawab atas berbagai macam, termasuk masalah hukum dan organisasi pertanian. Lalu Raffles melanjutkan reorganisasi pendahulunya (Daendels) dengan melakukan reformasi pengadilan, polisi dan sistem administrasi di Jawa.

Persaingan dengan para pedagang inggris, perang Napoleon di Eropa dan Perang Jawa mengakibatkan beban finansial yang besar bagi Kerajaan Belanda. Diputuskan pulau Jawa menjadi sebuah sumber utama pendapatan untuk bangsa Belanda. Lalu Gubernur Jenderal Van den Bosch membentuk sebuah sistem era Tanam Paksa namun Pemerintah Kolonial Belanda menyebutnya Cultuurlstelsel yang berarti system kultivasi diterjemahkan sebagai Sistem Budi Daya di tahun 1830. 

Dengan sistem ini, Belanda memonopoli perdagangan komoditi ekspor di Jawa. Para petani Jawa harus menyerahkan seperlima dari hasil panen rempah-rempah kepada bangsa Belanda. Sebagai gantinya, para petani menerima kompensasi dalam bentuk uang dengan harga yang ditentukan Belanda tanpa memperhitungkan harga komoditi di pasaran dunia.

Pada awalnya, Sistem Tanam Paksa hanya oleh pemerintah Belanda saja. Para pemegang kekuasaan Jawa, pihak Eropa swasta dan juga para pengusaha Tionghoa ikut berperan. Namun, setelah 1850 - waktu Sistem Tanam Paksa direorganisasi - Pemerintah Kolonial Belanda menjadi pemain utama. Namun reorganisasi ini juga membuka pintu bagi pihak-pihak swasta untuk mulai mendominasi Jawa. Sebuah proses privatisasi terjadi karena Pemerintah Kolonial secara bertahap mengalihkan produksi komoditi ekspor kepada para pengusaha swasta Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun