Dalam kasus svb bank tersebut mengalami kerugian 1,8 miliar  dolar amerika serikat dari hasil penjualan obligasi amerika serikat yang menjadi portopolio . SVB pun mengejutkan  investor dengan berita  berita bahwa perusahaan perlu mengumpulkan dana 2,25 miliar dolar Amerika serikat untuk menopang neraca keuangan yang telah tertekan seiring adannya kerugian tersebut.Â
Runtuhnya bank-bank di amerika serikat memang karena adanya era suku bunga yang tinggi dan juga runtuhnya sector teknologi di amerika serikat. Suku bunga yang tinggi  merupakan arah kebijakan amerika serikat yang berakibat kenaikan biaya dana menyebabkan prusahaan-perusahaan dan investor tidak mampu membayar kredit.
DAMPAK TERHADAP INDONESIA?
Jika bank-bank seperti silicon valley bank, silvergate bank, dan signature bank bangkrut maka yang terjadi terhadap perusahaan-perusahaan dan investor akan berpindah dan tidak lagi melakukan bisnis terhadap bank tersebut.Â
Namun para pemerintah amerika serikat berupaya menenangkan para deposan dengan menyatakan tentang terjaminnya pengembalian dana deposite terhadap bank tersebut dengan cara menyuntikan dana sebesar 30 miliar dolar AS atau setara 443.930.000.000,00 rupiah Indonesia untuk memicu ketenangan terhadap deposan.Â
Amerika serikat adalah negara terbesar dengan pendapatan GDP 23315.08 miliar dolar AS pada tahun 2021. Adanya fenomena kebangkrutan tersebut salah satu dampaknya ialah resesi pertumbuhan ekonomi dunia yaitu krisis di sector perbankan, investor dan konsumen. karena Amerika serikat adalah salah satu mitra yang besar dengan Indonesia, maka Indonesia juga merasakan dampaknya. Hal ini menyebabkan lambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia jika tidak segera di atasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H