PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 30 Juli 1990. Pada saat itu, perseroan masih menggunakan nama PT Bumi Modern dan melepas sebanyak 10 juta lembar saham dengan harga penawaran Rp4.500 per saham.
Sejak IPO hingga saat ini, BUMI telah melakukan beberapa kali aksi korporasi termasuk rights issue, reverse stock, dan private placement. Salah satu yang paling signifikan adalah ketika perseroan melakukan reverse stock dengan rasio 100:1 pada Mei 2017 untuk merestrukturisasi hutangnya.
Perjalanan saham BUMI di pasar modal Indonesia memang cukup dinamis. Pada masa kejayaannya di tahun 2008, harga saham BUMI pernah mencapai level Rp8.750 per lembar (sebelum reverse stock). Namun, berbagai faktor seperti anjloknya harga batu bara global dan masalah hutang membuat harga saham BUMI mengalami penurunan signifikan hingga saat ini.
Kinerja Keuangan BUMI
Sepanjang tahun 2023, BUMI membukukan pendapatan sebesar US$5,12 miliar atau setara Rp79,36 triliun (kurs Rp15.500), mengalami penurunan sebesar -15,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$6,08 miliar.
Laba bersih perseroan juga mengalami penurunan signifikan sebesar -41,2% dari US$1,09 miliar di tahun 2022 menjadi US$640,5 juta atau sekitar Rp9,92 triliun di tahun 2023. Penurunan kinerja ini terutama disebabkan oleh melemahnya harga batu bara global, peningkatan beban operasional, serta tingginya beban keuangan yang harus ditanggung perseroan.
Memasuki tahun 2024, hingga kuartal III perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar US$3,81 miliar dengan laba bersih mencapai US$428,3 juta. Meskipun angka ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, namun manajemen optimis kinerja akan membaik seiring dengan stabilisasi harga batu bara global.
Apakah Saham BUMI Layak Beli?
Dari sisi valuasi, dengan harga Rp115 per saham (per 11 Oktober 2024), BUMI diperdagangkan pada rasio P/E sebesar 4,2 kali. Angka ini terbilang sangat murah dibandingkan rata-rata industri pertambangan yang berada di level 9,16 kali.
Namun demikian, investor perlu mempertimbangkan berbagai faktor risiko sebelum memutuskan untuk berinvestasi di saham BUMI. Faktor-faktor tersebut meliputi fluktuasi harga batu bara global yang sangat dinamis, beban hutang perseroan yang masih cukup tinggi, tren transisi energi global yang berpotensi mempengaruhi permintaan batu bara di masa depan, serta risiko regulasi terkait industri pertambangan batu bara.
Keputusan investasi tetap kembali kepada analisis dan pertimbangan masing-masing investor dengan memperhatikan profil risiko dan tujuan investasi yang dimiliki.
Dimana Beli Saham BUMI?
Investor yang berminat membeli saham BUMI dapat melakukannya melalui berbagai aplikasi sekuritas resmi yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Â
Beberapa aplikasi sekuritas populer yang bisa digunakan antara lain Stockbit dari PT Stockbit Sekuritas Digital, Ajaib dari PT Ajaib Sekuritas Asia, IPOT dari PT Indo Premier Sekuritas, BIONS dari PT BNI Sekuritas, MOST dari PT Mandiri Sekuritas, NEO HOTS dari PT Mirae Asset Sekuritas, dan BEST dari PT BCA Sekuritas.