Kemudian, ada 1st Financial Company Limited yang memiliki 10% saham BRMS, dan Sugiman Halim sebesar 7,35%. Adapun, sisanya sekitar ~52% kepemilikan saham BRMS dipegang oleh publik.
Kinerja Saham BRMS
Kalau melihat pergerakan harganya di pasar, saham BRMS bisa dibilang memiliki kinerja yang cemerlang. Pasalnya, dalam lima tahun terakhir, harga saham emiten Bakrie ini tercatat sudah naik +881% atau 8 kali lipat.Â
Buat kamu yang belum tahu, dulu harga saham BRMS itu stagnan di level Rp50/saham alias gocap. Yaitu pada periode 2015-2016, Â kemudian pada September 2018 - November 2020.Â
Itulah kenapa kalau di forum-forum saham, pasti ada investor yang suka singgung soal saham Bakrie dan menyarankan untuk tidak dekat-dekat dengan saham grup  perusahaan mereka.Â
Tapi, apakah saran tersebut masih berlaku? Kamu nilai sendiri.
Adapun, kenaikan signifikan yang terjadi pada harga saham BRMS baru-baru ini utamanya disebabkan oleh sentimen positif dari masuknya grup Salim ke perseroan.
Seperti di awal saya bilang, saat ini sekitar 25% kepemilikan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk itu dimiliki oleh Emirates Tarian Global Ventures SPC, yang merupakan perusahaan cangkang milik Salim Group.
Masuknya grup Salim sebagai salah satu pemilik saham BRMS tidak hanya memberikan dampak positif pada kinerja harga saham di pasar, namun juga pada kinerja keuangan PT Bumi Resources Minerals Tbk, baik secara top line maupun bottom line.
Pada tabel di atas, kita bisa lihat bahwa pendapatan perseroan dalam lima tahun terakhir konsisten mengalami kenaikan dari hanya US $1 juta pada 2018 menjadi US $47 juta pada 2023, alias meroket 47 kali lipat.
Sementara itu, dari segi laba bersih juga membaik dari sebelumnya tercatat membukukan rugi US $104 juta pada 2018 menjadi untung $US 14 juta di tahun 2024.Â