Permasalahan merdeka belajar tentu erat kaitannya dengan sumber daya yang tersedia, pemikiran dari George S Counts mengungkapkan ada beberapa aspek yang harus dipenuhi untuk menjawab tantangan pendidikan, memerdekakan pemikiran dari belenggu penjajahan globalisasi hingga keterbukaan akses informasi tentu masih menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia.Â
Program merdeka belajar yang dicanangkan dan diharapkan mampu menjadi laboratorium sosial sekaligus wadah pengembangan karakter peserta didik disamping itu, optimalisasi pemakaian dan penerapan teknologi pada sektor pendidikan juga tidak lepas dari perhatian publik.Â
Sekolah di Kabupaten Rejang Lebong salah satu kabupaten tertua di Provinsi Bengkulu ini tentu bisa menjadi representasi keadaan pendidikan di Provinsi Bengkulu yang masih perlu perhatian lebih.
Harapannya masyarakat dan pemerintah mampu saling membantu dan membangkitkan semangat gotong royong pasca pandemi ini, agar tercapainya apa yang diharapkan selama ini.Â
Pemikiran George S Counts dijadikan sebagai titik pembanding keadaan pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu dimana hal tersebut juga mampu menjadi salah satu referensi berpikir untuk peneliti dan penulis lainnya agar bisa membuat hipotesa pemikiran dari tokoh terkemuka yang dikomparasi dengan keadaan pendidikan yang ada.
#KampusMerdeka #KampusMengajar #UniversitasBengkulu
SUMBER REFERENSI
Chalkiadaki, A. (2018). A systematic literature review of 21st century skills and competencies in primary education. International Journal of Instruction, 11(3), 1--16. https://doi.org/10.12973/iji.2018.1131a
Counts, G. S. (1932). Dare the schools build a new social order? Illinois: Southern Illinois University Press.
Elly M. Setiadi, dkk. (2006). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana.
Gutek, G. L. (1974). Philosophical alternatives in education. Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company.