Mohon tunggu...
Daniel Wirajaya
Daniel Wirajaya Mohon Tunggu... Konsultan - COO QuBisa

Saya telah berkarir di dunia pelatihan dan pengembangan SDM selama lebih dari 30 tahun, karena itu memang adalah passion saya untuk sedikit berkontribusi memajukan kompetensi masyarakat Indonesia, terutama di bidang teknologi digital. Untuk hobi, saya menggeluti problem catur, dan problem catur yang saya buat sudah mendapatkan penghargaan di berbagai negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Spanyol, Slovakia, dsb.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Pahami Cara Kerja Artificial Intelligence

18 Oktober 2024   13:00 Diperbarui: 18 Oktober 2024   13:01 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Setelah melewati tahapan training, model kita telah siap ikut ujian atau testing. Di sinilah kita menggunakan testing dataset yang telah disiapkan di langkah 1. Tujuan dari tahapan ini adalah melihat apakah model ini dapat mengenali kucing dan anjing secara tepat berdasarkan data yang ada. Melanjutkan analogi dengan anak kecil di atas, di tahap ini kita menunjukkan foto anjing dan kucing kepada anak itu satu per satu, dan meminta ia untuk menjawab apakah itu foto anjing atau kucing. Setiap jawaban yang diberikan lalu dicatat dan dinilai.

Berdasarkan penilaian tersebut, kita mengevaluasi apakah model yang kita buat ini "lulus" atau tidak. Kalau tidak lulus, yang berarti kinerjanya masih banyak salah, berarti model kita kembali harus "dilatih" dengan lebih banyak data agar tambah pintar atau modelnya perlu diperbaiki.

Berapa tingkat akurasi yang diperlukan agar bisa "lulus" dari tahapan testing ini? Jawabannya "Tergantung." Kalau model yang kita buat akan digunakan untuk diagnosa penyakit kanker, misalnya, tentu akurasinya harus sangat-sangat tinggi. Tetapi untuk model lainnya, kita mungkin cukup puas dengan tingkat kinerja yang lebih rendah.

Langkah 5. Aplikasi

Setelah lulus dari "ujian", maka model kita sudah siap untuk digunakan dalam aplikasi yang kita kembangkan. Model di atas dapat kita gunakan dalam aplikasi untuk menyimpan foto-foto dari binatang kesayangan, misalnya, yang dapat secara otomatis mengenali setiap binatang yang ada di foto secara otomatis.

Cara kerja di atas menggambarkan secara sederhana salah satu proses Machine Learning yang disebut sebagai "Supervised Learning". Di luar ini, tentu masih banyak cara kerja AI lainnya, seperti Unsupervised Learning, Deep Learning, Neural Network, dsb.

Kesimpulan

AI bukanlah kotak hitam yang mistik, sebaliknya bekerja dengan cara yang logis. Penguasaan teknologi AI sangat penting bagi kita di Indonesia, sehingga kita bukan hanya bisa menggunakan AI yang dibuat di negara-negara lain, tetapi mampu menciptakan sendiri inovasi baru di bidang yang sangat penting ini. 

 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun