Pendahuluan
Pulau pahawang berada di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi lampung. Pulau ini merupakan salah satu destinasi wisata yang paling digemari di Lampung. Di pulau ini, pengunjung disuguhkan dengan keindahan pulau Pahawang yang begitu indah dengan menikmati suasana khas pantai yang segar, sunrise dan sunset, ataupun melihat-lihat flora dan fauna khas hutan mangrove. Hal yang paling menarik dari pulau ini adalah keindahan alam bawah lautnya yang begitu mempesona yang dapat dilihat dengan cara snorkeling atau diving.
Keindahan bawah laut di Pulau Pahawang merupakan surga tersembunyi di Lampung Selatan. Kalimat ini menggambarkan betapa mempesonanya pemandangan bawah laut yang dapat dinikmati di Pulau Pahawang ini. Tetapi hal ini, bertolak belakang dengan pengalaman dari salah seorang dari anggota penulis kami yang mengunjunginya pada bulan Agustus tahun lalu dan melihat keadaan bawah laut di pulau Pahawang secara langsung.
Ternyata, pada kenyataannya keindahan bawah laut di Pulau Pahawang ini di luar ekspektasi, terumbu karang yang sudah mulai rusak yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal inilah, yang menjadi motivasi bagi penulis kami untuk menganalisa kerusakan terumbu karang yang terjadi di pulau Pahawang ini. Ketika Penulis berkunjung pada saat itu bertanya secara langsung kepada salah seorang tour guide, apa yang terjadi pada terumbu karang di Pulau Pahawang ini.
 Lalu ia menjawab, bahwa kerusakan terumbu karang di Pulau Pahawang ini karena kelalaian para pengelola wisata yang secara leluasa memberikan fasilitas "kaki katak" kepada wisatawan, alat itu memiliki fungsi sebagai alat bantu bagi wisatawan untuk snorkling. Pemakaian kaki katak dapat merusak terumbu karang, jika berulang-ulang kali berbenturan dengan terumbu karang, apalagi tidak semua wisatawan memiliki wawasan tentang penggunaan kaki katak yang benar, agar tidak mengganggu terumbu karang yang ada di bawah laut
Faktor kedua yang menyebabkan kerusakan pada terumbu karang adalah sampah. Distribusi sampah yang berada di bawah laut pulau Pahawang dihasilkan oleh kegiatan masyarakat sekitar daerah, aktivitas wisata dan ada juga yang terbawa arus dari tempat lain, sampah yang terbawa arus biasanya disebabkan oleh perubahan arah angin dan pergantian musim. kategori logam yang ditemukan berjenis kaleng bekas susu kental manis dan patahan besi jangkar. Sampah laut kategori kain yang ditemukan berupa pakaian anak.
Sampah yang ada di dasar laut ini, dapat merusak terumbu karang yang di dalamnya. Keberadaan sampah di laut tidak hanya mencemari kualitas perairan namun memiliki dampak negatif terhadap ekosistem laut, makro plastik yang terurai akan berubah menjadi mikroplastik yang dapat menjadi salah satu sumber makanan dan masuk kedalam jaringan mesenterium terumbu karang. Dan Kematian pada terumbu karang rata-rata bentuk dan struktur terumbu karang hancur atau patah secara permanen. Jika hal ini terus dibiarkan akan menjadi malapetaka bagi masyarakat itu sendiri, karena sebahagian besar dari masyarakat yang ada di Pulau Pahawang bermata pencaharian pada pengelolaan wisata ini.
Bila terumbu karang akan semakin rusak, maka akan berkurang wisatawan yang akan berkunjung ke Pulau Pahawang, karena keindahannya yang tidak menjanjikan lagi. Maka, sebahagian masyarakat akan kehilangan dari matapencahariaannya dan juga dapat mengganggu perekonomian bagi masyarakat Pulau Pahawang sendiri.
Manusia dan Kerusakan Terumbu Karang.
Pada bagian ini penulis akan menunjukan dua faktor bagaimana manusia sebagai aktor utama memicu terjadinya kerusakan pada terumbu karang. Pertama adalah aktifitas diving sebagaimana yang sudah dijelaskan di pendahulan terumbu karang sebagai gudang makanan yang produktif untuk perikanan, tempat pemijahan, bertelur, dan mencari makan berbagai biota laut. Selain itu, ekosistem terumbu karang merupakan salah satu sistem kehidupan yang majemuk dan khas daerah tropis yang mempunyai produktifitas, serta keanekaragaman yang tinggi.Â
Namun keindahan dan ekosistem ini, sering kali dirusak oleh manusia dengan aktifitas diving. Penyebab rusaknya ekosistem bawah laut yang kini turut menyita perhatian adalah aktivitas snorkeling dan diving yang menyalahi aturan. Aktivitas snorkeling dan diving umumnya hanya bisa dilakukan bagi mereka yang sudah memiliki license khusus sesuai dengan tingkat kedalaman air.