Dan ketika mengalami overdosis dan diantar diam-diam ke kamarnya oleh teman-teman pecandunya karena takut menanggung resiko bila ia meninggal dunia, Relon bisa sadar diri dan bisa melewati masa kritisnya itu.Â
Setelah itu, hatinya hampa. Merasa sendirian dan kesepian. Ia merasa pusing dan benar-benar tidak ingat apa yang sedang terjadi pada dirinya sampai ia menemukan buku untuk dibaca. Buku itu buku rohani berjudul Rasa Tertolak yang diperolehnya ketika mengadakan retret anak muda.
Pergulatan batinnya membawa Relon Star berani mengumpulkan keluarganya, yakni Papa, Mami Caroline Weol dan kakak-kakaknya. Ia menceritakan keadaan dirinya yang sesungguhnya dan meminta bantuan agar keluarganya menolong dirinya. Dan, "Thanks God ! Itu saja." mengubah kehidupan Relon dan keluarganya.
Dari Rokok ke GanjaÂ
Buku ini suatu kisah yang diungkapkan seorang remaja menginjak dewasa di kota metropolitan Jakarta yang terjerat dalam narkoba. Ia terjerat justru ketika kelas 2 SMP. Awalnya ditawari rokok setiap hari oleh teman-teman. Dari rokok meningkat ke ganja dan meningkat lagi ke jenis narkoba lainnya yang lebih memiliki efek lebih besar lagi.
 "Pemandangan teman-temanku mengisap rokok sudah menjadi santapan sehari-hari. Pemandangan seperti ini tidak pernah aku jumpai di sekolah yang lama. Hampir setiap hari teman-teman yang brutal di sekolah ini mendekatiku. Mereka menawari aku rokok. Mula-mula aku tidak mau. Rasa takut masih menyelimuti hatiku. Tapi, setiap hari mendapat tawaran seperti itu, aku mulai tergoda - rasanya sayang jika diabaikan." (hal. 17)
Sungguh suatu keadaan yang memprihatinkan. Layak menjadi perhatian bukan hanya pihak sekolah tetapi juga orang tua dan masyarakat pada umumnya.
"Pemandangan teman-temanku mengisap rokok sudah menjadi santapan sehari-hari. Pemandangan seperti ini tidak pernah aku jumpai di sekolah yang lama. Hampir setiap hari teman-teman yang brutal di sekolah ini mendekatiku. Mereka menawari aku rokok. Mula-mula aku tidak mau. Rasa takut masih menyelimuti hatiku. Tapi, setiap hari mendapat tawaran seperti itu, aku mulai tergoda - rasanya sayang jika diabaikan."Â
Buku ini, disamping menceritakan bagaimana pola hubungan dan gaya hidup ramaja di Ibukota, juga memberi semangat baru terhadap upaya lepas dari jerat narkoba.
Sangat bagus dibaca remaja, pendidik, orangtua, dan siapa saja yang tertarik tentang masalah narkoba, khususnya upaya penanggulangannya. Selamat membaca.
Daniel Setyo Wibowo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H