AI dapat digunakan untuk memberikan konten yang lebih personal, mengelola interaksi secara lebih efisien. Selain itu, AI digunakan untuk mendeteksi serta mengatasi perilaku negatif seperti bullying atau penyebaran berita palsu.
Selain AI, realitas virtual (VR) dan realitas tertambah (AR) diharapkan menjadi bagian integral dari media sosial masa depan. Pengguna mungkin dapat berinteraksi secara lebih mendalam dan imersif, seolah-olah mereka berada di ruang yang sama meskipun terpisah secara geografis.
Misalnya, pertemuan virtual yang lebih realistis, tur virtual ke tempat-tempat menarik, atau bahkan sekadar berbincang dengan teman di ruang obrolan virtual yang terasa nyata.
Privasi dan keamanan data juga akan menjadi fokus utama. Dengan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya perlindungan data pribadi, platform media sosial masa depan kemungkinan akan menawarkan kontrol yang lebih besar kepada pengguna atas informasi yang mereka bagikan.
Transparansi dalam penggunaan data dan kebijakan privasi yang lebih ketat akan menjadi standar. Hal ini dimaksudkan untuk membantu membangun kepercayaan dan kenyamanan bagi pengguna.
Secara keseluruhan, platform media sosial di masa depan akan lebih interaktif, aman, dan personal, memberikan pengalaman yang lebih kaya dan bermakna bagi penggunanya.
Namun, penting untuk diingat bahwa seperti apapun bentuk media sosial di masa lalu, kini, dan nanti, manusialah yang harus memegang kendali dalam penggunaannya. Media sosial harus digunakan dengan bijak agar bermanfaat bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H