Bawahan perlu memberikan alasan yang jelas dan masuk akal. Misalnya, dengan mengatakan bahwa sudah memiliki janji atau komitmen lain yang tidak bisa diubah. Ini menunjukkan bahwa bawahan menghargai ajakan tersebut, tetapi juga memiliki tanggung jawab lain yang harus dipenuhi.
Selanjutnya, tawarkan alternatif yang masih dalam konteks profesional. Bawahan bisa mengusulkan untuk bertemu di kantor pada jam kerja untuk membahas hal-hal yang perlu dibicarakan.
Misalnya, "Terima kasih banyak atas ajakannya, Pak/Bu. Namun, saya sudah ada janji yang tidak bisa diubah. Mungkin kita bisa mengatur pertemuan di kantor saat jam kerja untuk membahas hal-hal yang perlu dibicarakan?"
Adanya penawaran alternatif ini menunjukkan bahwa bawahan tetap ingin berkomunikasi dan bekerja sama, tetapi dalam batasan profesional yang lebih tepat.
Terakhir, penting untuk tetap tenang dan sopan dalam menolak ajakan tersebut. Jangan sampai nada suara atau bahasa tubuh menunjukkan ketidaksopanan atau ketidaknyamanan yang berlebihan.
Kesimpulannya, komunikasi yang efektif adalah kunci untuk menjaga hubungan kerja yang harmonis. Dengan menolak ajakan secara bijak dan sopan, maka bawahan bisa menjaga profesionalisme dan tetap menghargai bos tanpa harus melanggar batasan pribadi bawahan.