Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Inspirasi dari Jrahi, Desa Wisata Pancasila di Lereng Muria

8 November 2022   14:31 Diperbarui: 8 November 2022   14:34 1540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vihara Saddhagiri di Desa Jrahi (sumber: Instagram @bayusigits)

Tanaman kopi tumbuh dengan baik di wilayah-wilayah di Pati yang berada di lereng timur Gunung Muria. Letak geografis tersebut membuat tanaman kopi mendapatkan sinar matahari sewaktu pagi. Konon, kondisi ini menjadikan hasil kopi dari Kabupaten Pati punya cita rasa yang lebih enak jika dibandingkan hasil dari wilayah lainnya yaitu Jepara di lereng utara dan Barat, atau Kudus di lereng selatan Muria.

Wilayah penghasil kopi yang terkenal adalah Jolong di Kecamatan Gembong. Ada kebun kopi yang sudah ada sejak abad ke-19. Kebun kopi Jolong saat ini dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara IX. Selain perkebunan moderen, ada pula kebun-kebun yang dikelola secara tradisonal oleh warga. Salah satunya di Jrahi.

Aan tengah meracik segelas kopi tubruk pesananku (dokumen pribadi)
Aan tengah meracik segelas kopi tubruk pesananku (dokumen pribadi)

Demi menuntaskan keinginan untuk mereguk kopi Jrahi di tempat asalnya, aku pun mampir ke salah satu kedai kopi. Sambil menikmati segelas kopi tubruk, aku berbincang dengan pemilik kedai yang usianya masih muda.

Namanya Aan. Ia memulai bisnis kopi pada tahun 2019 saat masih kuliah. Aan melihat potensi Jrahi sebagai penghasil kopi, sehingga tercetus ide untuk berjualan kopi. Bisnisnya diberi nama Kopi Kampoeng Jrahi.

Kopi dari Jrahi berjenis robusta, arabika, dan liberika. Jenis yang terakhir terdengar asing di telingaku, padahal sudah ada sejak lama. Kopi ini berasal dari Liberika, Afrika Barat yang pada abad ke-19 dibawa masuk ke Indonesia. Karena ukuran bijinya yang besar, kopi liberika juga disebut dengan kopi nangka.

Kopi Kampoeng Jrahi memiliki beberapa varian produk. Antara lain robusta natural, liberika/kopi nangka natural, peaberry/lanang natural, arabica natural, dan lainnya. Dengan sabar, Aan menjawab pertanyaanku mengenai varian-varian tersebut. Kondisi buah kopi saat dipetik, proses penjemuran, roasting, dan faktor-faktor lainnya akan memengaruhi setiap varian Kopi Kampoeng Jrahi.

Misalnya, kopi liberika/kopi nangka natural. Rasanya cenderung pahit dan sedikit asam. Varian ini berasal dari kopi liberika petik merah. Kemudian dikeringkan secara alami, diroasting dengan mesin modern, dan dikemas dalam bentuk bubuk.

Kopi Kampoeng Jrahi memiliki kemasan yang menarik. Aan memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran produknya, misalnya melalui Instagram untuk menjangkau konsumen secara luas. Tak hanya itu, ia secara kreatif juga mengusung konsep singgah untuk menjajakan kopinya. Dengan menggunakan sepeda motor, ia mendatangi konsumen di beberapa tempat singgah di area Desa Wisata Jrahi.

Berbagai varian produk Kopi Kampoeng Jrahi (sumber: Instagram @kopikampoengjrahi)
Berbagai varian produk Kopi Kampoeng Jrahi (sumber: Instagram @kopikampoengjrahi)

Pemerintah Kabupaten Pati sendiri memberikan dukungan terhadap bisnis UMKM yang ada, termasuk bisnis milik Aan ini. Dukungan tersebut mulai dari pelatihan pembuatan produk yang baik, pemasaran, perijinan usaha, hingga sertifikasi halal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun