Saya juga sempat berjalan kaki berkeliling desa. Saya menikmati udara pagi yang segar sambil sesekali saling sapa dengan warga.
Beberapa aktivitas kebudayaan juga bisa ditemui. Seperti di galeri batik yang tidak hanya memamerkan hasil karya batik, tetapi juga memperlihatkan proses membatik.
Di museum rumah budaya, pengunjung bisa melihat koleksi peralatan dapur, peralatan bertani, serta senjata tradisional. Tiap bulan, ada festival yang menampilkan pertunjukan gamelan, wayang, dan kesenian lainnya.
Selain itu, ada kegiatan outbond yang bisa diikuti pengunjung. Seperti membajak sawah, menangkap bebek, tarik tambang, dan aktivitas seru lainnya.
Desa Wisata untuk Menggerakkan Ekonomi
Desa wisata memiliki potensi sebagai penggerak ekonomi di Indonesia. Potensi ini perlu digali dan dikembangkan. Dukungan dari pemerintah dan pihak lain diperlukan untuk mengoptimalkan pengembangan potensi ini.
Misalnya, melalui Festival Kreatif Lokal (adira.id/e/fkl2022-blogger) yang digagas oleh Adira Finance. Tujuan kegiatan ini untuk memulihkan perekonomian yang sempat terpukul akibat pandemi.
Tak hanya itu, Adira Finance juga mengusung program Jelajah Desa Wisata Ramah Berkendara. Seperti yang telah dilakukan beberapa waktu lalu di 5 Desa Wisata. Yaitu di Carangsari (Badung, Bali), Sanankerto (Malang, Jatim), Karanganyar (Magelang, Jateng), Rejowinangun (Yogyakarta), dan Saung Ciburial (Garut, Jabar).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H