UMKM yang berasal dari Cilegon, Banten ini memanfaatkan rempah-rempah asli Indonesia untuk memproduksi minuman jamu dengan label dagang Kumikumi. Tahun lalu ketika pandemi mulai masuk Indonesia, banyak masyarakat yang mulai mengonsumsi jamu dan minuman herbal lainnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Permintaan masyarakat terhadap jamu tradisional cukup tinggi. Fenomena tersebut menjadi berkah tersendiri bagi Olivia. Bahkan ia mengaku sempat kewalahan untuk memenuhi tingginya permintaan.
Terus Meningkatkan Kualitas
Penting bagi UMKM untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas produknya. Hal ini disadari oleh Olivia, minuman jamu buatannya, tidak bisa bertahan dalam waktu lama. Selama ini ia menyimpannya di dalam freezer sehingga minuman jamu bisa bertahan beberapa minggu. Hal ini membuat Olivia masih terbatas dalam memasarkan produknya, yang paling banyak dikirim ke Jakarta dan Tangerang.
Untuk meningkatkan kualitas, dalam hal ini memperpanjang umur produk, Olivia berkerja sama dengan LIPI. Kini produknya tengah dipersiapkan dalam bentuk serbuk, agar umurnya bisa lebih panjang dengan kualitas yang tetap terjaga.
Upaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas juga dilakukan oleh Mas Ari, co-founder Sang Pisang. Dalam episode perdana Podkaest Sang, Mas Ari menceritakan kembali bagaimana ia dan Kaesang memulai bisnis Sang Pisang yang menjual pisang nugget.
Salah satu kendala yang dialami Sang Pisang saat itu ialah produknya diproduksi secara rumahan (UMKM) sehingga sering terjadi antara potongan nugget yang satu berbeda dengan potongan lainnya. Untuk membuat standarisasi, Sang Pisang terus memperbaiki kualitas produknya. Bahkan, sekarang produk tersebut diproduksi di salah satu pabrik di Tangerang.
Berani Keluar dari Zona Nyaman
Sebelum mendirikan Sang Pisang, Mas Ari bekerja sebagai sales di perusahaan otomotif. Gajinya tetnu saja lumayan besar. Namun ia berani keluar dari zona nyaman tersebut untuk berwirausaha, bekerja sama dengan Kaesang mendirikan Sang Pisang.
Pengalaman serupa juga dibagikan oleh Devi di episode lainnya pada Podkaest Sang. Devi tinggal di Bogor dan bekerja menjadi bankir di Jakarta. Gajinya juga lumayan. Namun karena tiap hari harus bernagkat kerja pagi-pagi dan pulang saat sudah malam, Devi merasa jenuh. Ia pun meninggalkan pekerjaannya sebagai bankir.
Dengan dialog yang kadang disertai dengan humor, Devi menceritakan bagaimana ia mulai mendirikan Dapur Cihuuyy, sebuah UMKM yang menjual masakan rumahan. Devi bahkan memlesetkan UMKM menjadi Usaha Maneh Kumaha Maneh.
Pada awalnya ia dibantu oleh ibunya saat memulai usaha tersebut. Namun kini usaha yang dikelolanya sudah mempekerjakan beberapa orang. Produk yang dibuatnya antara lain sambal dalam kemasan botol, dan lainnya.