HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang terdapat dalam tubuh manusia dan menyebabkan turunnya kekebalan tubuh. Sementara AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala dan tanda fisik karena penurunan kekebalan tubuh akibat virus HIV.
HIV terdapat di dalam darah dan cairan tubuh lainnya seperti sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus ini menyerang kekebalan tubuh yaitu pada sel darah putih sehingga kekebalan tubuh penderita menurun. HIV memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri dalam tubuh manusia. Seperti mesin fotokopi, tiap ada sel baru, virus HIV akan mencetak atau memperbanyak diri.Â
HIV menular melalui hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi; penggunaan jarum suntik, alat tindik, alat tato bersamaan; transfusi darah dan produk darah lainnya yang terkontaminasi HIV; juga penularan dari ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandung.Â
Namun, HIV tidak menular melalui ciuman, pelukan, penggunaan WC bersama, sentuhan, alat makan, gigitan nyamuk, tinggal serumah, berenang bersama, keringat atau bertukar pakaian.Â
HIV Ada Obatnya
Dahulu HIV dianggap mematikan karena tidak ada obatnya. Namun kini HIV sudah bisa diobati, yaitu dengan Antiretroviral (ARV). ARV memungkinkan Orang dengan HIV AIDS (ODHA) tetap hidup sehat, melakukan aktivitas rutin, dan tetap berprestasi.
ARV mampu memperpanjang masa sehat orang dengan HIV sehingga tidak mudah jatuh ke kondisi AIDS. ARV ini tersedia gratis untuk semua Orang dengan HIV AIDS (ODHA) di Indonesia. ARV bekerja seperti pasukan pertahanan yang akan menekan jumlah virus HIV dan menjaga kekebalan tubuh sehingga orang dengan HIV bisa terhindar dari berbagai penyakit.Â
Virus HIV dalam darah akan bertambah jumlahnya setiap hari. ARV harus diminum setiap hari untuk menghindari virus kembali berkembang. Jumlah virus di dalam darah akan berkurang hingga mencapai jumlah yang tidak terdeteksi dalam beberapa bulan setelah minum ARV.
Ibu Neneng mencari referensi bagaimana cara mengobati virus yang menurut orang mematikan ini. Beruntung, ia bertemu dengan salah satu LSM yang mendukungnya. Ibu Neneng pun minum Antiretroviral (ARV) secara rutin. Ia tetap bisa beraktivitas seperti biasa, bahkan ia memiliki anak dengan status negatif HIV.