Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Film "Nano Millenial Force" dan Asa Kemajuan Industri Animasi Karya Anak Bangsa

22 November 2018   14:00 Diperbarui: 22 November 2018   19:02 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 1950-an nama Walt Disney mendunia dengan karya animasinya. Presiden RI pertama Ir. Soekarno tertarik untuk mempelajarinya. Beliau mengirim Dukut Hendronoto (Pak Ooq) ke Disney untuk belajar animasi. Pak Ooq kemudian kembali ke Indonesia dan mulai membuat iklan animasi untuk pemilihan umum yang berjudul "Si Doel Memilih".

Tahun 1963 Pak Ooq bergabung dengan TVRI dan mengembangkan program animasi. Karena dinilai menghabiskan anggaran, program ini akhirnya tidak berlanjut.

Hingga tahun 1970-an, animasi di tanah air hanya sebatas iklan saja. Kemudian pada 1974 Dewan Kesenian Jakarta memprakarsai Festival Mini untuk merangsang tumbuhnya film-film animasi pendek. Film "Kayak Beruang" karya Dwi Koendoro dan Pramono menjadi juara satu di festival ini.

Mulai akhir 1970-an, muncullah film animasi dalam negeri. Seperti misalnya "Timun Mas" karya Drs. Suyadi (1979), "Rimba Si Anak Angkasa" karya Wagiono Sunarto (1980), dan "Si Huma" karya Partono Soenyoto (1980) yang semuanya ditayangkan di TVRI.

Masuknya stasiun-stasiun televisi swasta sejak tahun 1989 juga ikut memberi andil terhadap film animasi Indonesia. Dalam perkembangannya, film-film animasi Indonesia memiliki kualitas yang semakin baik dan diterima dengan baik oleh masyarakat seperti film "Battle of Surabaya" yang sempat masuk layar bioskop.

Revolusi Industri 4.0 dan Pelatihan Movie Animator di BBPLK Bekasi

dok. pribadi
dok. pribadi
Industri animasi merupakan salah satu industri yang berkontribusi besar pada PDB nasional Indonesia. Industri ini diminati oleh kalangan anak muda. Geliat industri animasi di tanah air terus menguat yang terlihat dari semakin banyaknya produksi animasi yang dibuat baik untuk kepentingan komersial, sosial, maupun pribadi.

Dunia industri global saat ini memasuki revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang menjadikan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) sebagai basis atau penggerak utama dalam sistem operasional. Melibatkan TIK dan AI dalam sistem operasional industri adalah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Inilah yang disebut dengan sistem otomasi industri dengan kecerdasan buatan.

Sistem otomasi dan AI saat ini telah dapat melakukan pekerjaan yang setara atau bahkan lebih baik dari pada manusia, baik pada pekerjaan yang bersifat memiliki resiko tinggi, hingga pekerjaan rutin dan rendah keterampilan. Mulai dari industri manufaktur, perbankan, pariwisata, perdagangan, properti, transportasi bahkan hingga urusan ticketing.

Di industri animasi saat ini, penggunaan sistem otomasi merupakan keharusan. Untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi melaksanakan pelatihan movie animator antara lain 3D modelling, 3D animate, 3D rigging, editing & VFX, storyboarding, character design, dan teaching factory.

Pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan animator dan dapat terserap ke industri dengan bekerja di studio atau perusahaan yang terlibat dalam bidang animasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun