Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Luzhniki, Perancis atau Kroasia yang Berjaya?

14 Juli 2018   17:17 Diperbarui: 14 Juli 2018   17:46 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Piala Dunia 2018 telah berada di puncaknya. Perancis dan Kroasia, dua negara yang tidak saya unggulkan pada tulisan sebelumnya, akhirnya beradu menuju tahta juara. Sementara Belgia dan Inggris akan melipur lara di perebutan peringkat ketiga.

Saya tak akan berpanjang lebar mengulas laga playoff hari Sabtu ini. Laga ini akan segera dilupakan, dan gaungnya akan meredup begitu final Luzhniki dimulai. Biarlah laga ini menjadi pembuktian bagi Harry Kane dan Romelu Lukaku sebagai yang tersubur dalam membobol jaring lawan. Cukup itu saja.

Mundur tiga hari ke belakang, pada semifinal kedua di Luzhniki Stadium hari Rabu lalu. Ketika pertandingan sudah berjalan 60 menit dan Inggris unggul atas Kroasia 1-0, mungkin narasi-narasi yang sudah dipersiapkan awak media adalah tentang Inggris dan Perancis di final Piala Dunia hari Minggu nanti.

Segala catatan masa kini dan masa lampau siap dipubilikasikan ke media. Mulai dari Brexit versus The Continent, St. George's Cross versus Tricolour, London versus Paris, Trafalgar, Waterloo, hingga perang kolonial di abad-abad sebelumnya. Inggris versus Perancis adalah final yang diinginkan oleh sebagian besar orang.

Rupanya sepakbola belumlah kembali pulang, football isn't coming home. Di menit 68 Ivan Perisic menyamakan angka, dan membuat laga berlanjut ke extra time. Selanjutnya Mario Mandzukic memberikan mimpi buruk bagi Inggris, tembakannya ke gawang Jordan Pickford membuat Kroasia berganti memimpin. 

Dan Inggris tak kunjung mengejar hingga menit 120 usai. Kemenangan Kroasia telah mencuri impian Inggris untuk menebus kegagalan masa-masa sebelumnya menuju final. Kesempatan mengulang juara saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 1966 sirna. Sekali lagi, football isn't coming home.

Mundur satu hari lagi, pada semifinal pertama hari Selasa di Saint Petersburg Stadium. Perancis dan Belgia memiliki kans yang sama. Belgia memiliki catatan istimewa sebagai tim tersubur di turnamen 2018 ini, yang menghentikan juara 5 kali Brazil di babak sebelumnya.

Namun Perancis tak bisa dipandang sebelah mata. Bintang baru Kylian Mbappe sedang bersinar terang, kekuatan dan kecepatannya begitu luar biasa. Ini membuat pelatih Belgia Roberto Martinez berpikir keras menerapkan strategi untuk meredamnya. 

Tanpa kehadiran bek tangguh Thomas Meunier, membuat bek Belgia lainnya Jan Vertonghen harus bergerak sedikit ke kiri. Hal ini menciptakan efek domino di posisi yang lainnya. Belgia tidak mampu menciptakan aliran serangan seperti yang berhasil dilakukan saat berjumpa dengan Brazil.

Belgia menguasai 64 persen pertandingan, namun harus berjuang menghadapi kecepatan Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann. Di lini tengah, Belgia juga harus berjuang menaklukkan Paul Pogba dan N'Golo Kante. Melalui tendangan pojok di menit 51, Samuel Umtiti menyundulnya dan berbuah gol satu-satunya di laga tersebut. Perancis menang 1-0 dan melaju ke final.

Nah, kini kita punya Perancis dan Kroasia di final, dua tim yang memiliki perjuangan berbeda menuju puncak. Perancis tidak terlalu memukau di fase grup, namun tampil meyakinkan di babak knockout. Dua juara dunia Argentina dan Uruguay, juga calon juara baru Belgia dikalahkannya.

Berbeda dengan Perancis yang hanya melakoni 90 menit pertandingan, Kroasia harus berjuang lebih lama dalam perpanjangan waktu di tiga laga. Dua di antaranya bahkan diakhiri dengan drama adu penalti. Kroasia yang tampil sempurna di fase grup, nyatanya harus berlelah-lelah di knockout.

Para pemain Kroasia memiliki semangat juang yang sungguh luar biasa. Dan jika hal ini bisa dimanfaatkan sekali lagi, maka Kroasia bisa mengendalikan pertarungan di lapangan tengah dan mengancam pertahanan Perancis. 

Dua pemain Kroasia yang merumput di La Liga, Ivan Rakitic (Bercelona) dan Luka Modric (Real Madrid) siap menjadi yang terbaik di lapangan tengah. Sementara dua pemain Perancis yang bermain Premier League, Paul Pogba (Manchester United) dan N'Golo Kante (Chelsea), siap menegasi Rakitic-Modric.

Penyerang jangkung Mario Mandzukic akan menjadi monster di depan gawang, siap munyundul dan menembak setiap bola yang diarahkan kepadanya. Ivan Perisic siap membantu, seperti saat membuat gol penyeimbang ketika Kroasia bertemu Inggris. Perisic jugalah yang memberi assist bagi gol kemenangan yang diciptakan Mandzukic.

Sebaliknya Perancis memiliki senjata nuklir yang bisa memberi kejutan mendadak. Kylian Mbappe, penyerang muda usia ini punya kecepatan layaknya Usain Bolt dan kelincahan Ginga ala Brazil. Mbappe menjadi teenager pertama setelah Pele, yang mampu mencetak dua gol dalam satu pertandingan di Piala Dunia.

Berbeda dengan sang superstar Cristiano Ronaldo dari Portugal, Mbappe bisa berbagi kreativitas dengan rekannya Antoine Griezmann atau yang dipanggil Grizou. Grizou siap mengulangi kesuksesan Zinedine Zidane atau Zizou yang menjuarai Piala Dunia 1998. Mbappe dan Grizou saat ini sudah mencetak masing-masing 3 gol di Rusia.

Bek Kroasia, Ivan Strinic, Domagoj Vida, Dejan Lovren, dan Sime Vrsaljko, hanya kemasukan 1 gol di fase grup namun selanjutnya harus merelakan 4 gol bersarang di babak knockout. Mereka memang tangguh, namun tidak punya kecepatan untuk meredam Mbappe.

Sementara di lini belakang Perancis ada Lucas Hernadez, Samuel Umtiti, Raphael Varane, dan Benjamin Pavard. Tak hanya tangguh dalam bertahan, mereka sesekali bisa membantu menyerang dan bahkan mencetak gol ke gawang lawan.

Menarik ditunggu bagaimana strategi yang akan dimainkan oleh pelatuh dari masing-masing tim. Pelatih Perancis Didier Deschamp adalah gelandang bertahan Perancis saat menjadi juara 1998, sejauh ini telah mendisiplinkan anak asuhnya dalam menghadapi serangan tim lawan. Dan saat ada kesempatan, Perancis akan melakukan serangan balik mematikan.

Pelatih Kroasia Zlatko Dalic tentunya sudah menyadari hal tersebut, dan tidak punya pilihan lain selain menguasai permainan. Kroasia memiliki gelandang-gelandang bertalenta yang bermain di klub besar Eropa. Mereka saat ini bergabung dan siap memberikan kemenangan bagi negaranya untuk menjadi juara baru di Piala Dunia.

Mari kita saksikan pertandingan menarik di final Piala Dunia 2018, dan jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun