Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Christian Hadinata, Legenda Sekaligus Peraih Emas Terbanyak Bulutangkis Asian Games

5 Juli 2018   18:20 Diperbarui: 6 Juli 2018   01:14 3404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis sejauh ini menjadi cabang olahraga yang paling banyak memberikan prestasi bagi Indonesia. Putra-putri terbaik negeri ini tidak pernah putus mengharumkan nama Indonesia di lapangan olahraga.

Pada ajang multievent Asian Games, bulutangkis menjadi penyumbang medali terbanyak bagi kontingen merah putih. Sejak dipertandingkan pertama kali pada Asian Games 1962 di Jakarta, sampai saat ini sebanyak 91 medali yang terdiri 26 emas, 25 perak dan 40 perunggu telah diraih dari bulutangkis.

Asian Games 1962 menjadi prestasi terbaik Indonesia sejauh ini. Indonesia menjadi runner up dari keseluruhan cabang olahraga dengan meraup 21 emas, 26 perak, dan 30 perunggu. Dari jumlah tersebut, bulutangkus menyumbang 5 medali emas, 3 perak, dan 3 perunggu.

Christian Hadinata dan 5 emas Asian Games

Christian Hadinata sampai saat ini menjadi penyumbang emas terbanyak bulutangkis di ajang Asian Games. Dari 26 emas bulutangkis yang telah diraih oleh Indonesia, Christian memberikan andil sejumlah 5 emas atau hampir seperlimanya.

Christian lahir di Purwokerto pada tanggal 11 Desember 1949. Debutnya di Asian Games adalah di Tehran, Iran tahun 1974. Berpasangan dengan Regina Masli, Christian merebut emas ganda campuran setalah mengalahkan pasangan Indonesia lain, Tjun Tjun/Sri Wiyanti.

All Indonesian final juga terjadi di sektor ganda putra. Pasangan Christian Hadinata/Ade Chandra harus puas dengan medali perak setelah kalah dari Tjun Tjun/Djohan Wahjudi. Di Asian Games 1974, Indonesia meraih 2 emas, 4 perak dan 2 perunggu dari bulutangkis.

Empat tahun berikutnya di Bangkok 1978, Christian meraih 2 emas dari ganda putra dan beregu putra. Ganda Christian Hadinata/Ade Chandra pada partai final berhasil unggul atas ganda putra Cina, Tang Xianhu/Lin Shiquan. Christian juga meraih medali perunggu di nomor ganda campuran berpasangan dengan Imelda Wiguna.

Pada Asian Games 1978 ini, tim bulutangkis Indonesia meraih 4 emas, 2 perak, dan 3 perunggu. Selain sektor ganda dan beregu putra, Indonesia meraih emas di tunggal putra melalui Liem Swie King dan ganda putri melalui Imelda Wiguna/Verawaty Fajrin.

Di Asian Games 1982 di New Delhi India, Christian Hadinata meraih 2 medali emas. Berpasangan dengan Icuk Sugiarto, Christian merebut emas ganda putra dengan mengalahkan Ganda Cina, Luan Jin/Jiang Li. 

Emas kedua direbut Christian dari ganda campuran. Pasangan Christian Hadinata/Ivana Lie mengalahkan rekan senegara, Icuk Sugiarto/Ruth Damayanti. Di Asian Games 1982, bulutangkis menyumbangkan 2 emas dan 3 perak bagi kontingen Indonesia.

Juara di Olimpiade Munich 1972

Christian memang dikenal sebagai pemain yang sering berganti pasangan, namun membawa kemenangan. Ade Chandra, Boby Ertanto, Lius Pongoh, Liem Swie King, dan Icuk Sugiarto pernah menjadi tandemnya di ganda putra. Sementara di ganda campuran, Christian pernah berduet dengan Retno Kustijah, Imelda Wiguna, dan Ivana Lie.

Banyak gelar sudah diraihnya, mulai dari tingkat regional seperti SEA Games dan Asian Games, hingga gelar bergengsi tingkat internasional seperti All England, Thomas Cup, Kejuaran Dunia, dan Olimpiade.

Bulutangkis memang secara resmi dipertandingkan pertama kalinya di Olimpiade Barcelona 1992. Namun 20 tahun sebelumnya di Munich 1972, bulutangkis sudah dipertandingkan meski masih bersifat demonstrasi. Sedangkan di Seoul 1988 bulutangkis dipertandingkan dan sifatnya ekshibisi.

Di Munich 1972, ada 4 nomor bulutangkis yang dipertandingkan. Indonesia berhasil membawa 2 gelar juara yaitu di nomor tunggal putra (Rudy Hartono) dan ganda putra (Christian Hadinata/Ade Chandra). Di nomor ganda Campuran, Christian Hadinata/Utami Dewi hanya sampai babak semifinal saja. Utami Dewi sendiri juga tampil di tunggal putri dan mencapai babak final, namun kalah oleh pemain Jepang Noriko Nakayama.

Pelatih ganda putra terbaik

Setelah pensiun sebagai pemain, Christian Hadinata masih tidak lepas dari dunia bulutangkis. Ia menjadi pelatih ganda putra dan sudah banyak pasangan yang diantarkannya menjadi juara.

Pada Olimpiade 1992 di Barcelona, ia berhasil mengantarkan Eddy Hartono/Gunawan meraih perak. Di Atlanta 1996, medali emas akhirnya diraih lewat Ricky Subagja/Rexy Mainaky. 

Ia juga berhasil membawa anak didiknya mencetak all Indonesian semifinal di Japan Open 1996, yaitu pasangan Tony Gunawan/Rudy Wijaya, Bambang Suprianto/Gunawan, Ricky Subagja/Rexy Mainaky, dan Antonius/Denny Kantono

Salah satu prestasi yang tak terlupakan sebagai pelatih ketika mengantarkan Indonesia meraih Piala Thomas 1998 di Hong Kong. Padahal waktu itu Indoneaia baru saja dilanda krisis dan berbagai kerusuhan.

Sektor ganda dan peluang di Asian Games 2018

Ganda putra bulutangkis sejauh ini menjadi ladang emas di Asian Games. Sebanyak 7 emas sudah direbut dan menjadikan Indonesia sebagai negara tersukses di ganda putra. 

Ketujuh emas tersebut diperoleh melalui Tjun Tjun/Johan Wahyudi (1974), Christian Hadinata/Ade Chandra (1978), Christian Hadinata/Icuk Sugiarto (1982), Ricky Subagja/Rexy Mainaky (1994 dan 1998), Hendra Setiawan/Markis Kido (2010), dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (2014).

Di Asian Games 2018 peluang juara di ganda putra cukup besar. Indonesia memiliki juara All England, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon. Pasangan lainnya adalah Ahsan/Hendra dan Fajar Alfian/Moh. Ryan. 

Harapan lainnya ada di ganda campuran melalui Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir yang sudah merebut emas Olimpiade dan Juara Dunia. Saatnya Tontowi dan Lilyana melengkapinya dengan Emas Asian Games. Indonesia sudah 36 tahun tanpa emas ganda campuran, terakhir tahun 1982 melalui Christian Hadinata/Ivana Lie. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun