Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hunian Ideal untuk Keluarga Milenial, Lloyd Alam Sutera Pilihannya!

19 April 2018   16:57 Diperbarui: 21 April 2018   06:03 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa panic button tower juga disediakan di tempat-tempat, seperti di tepi jalan. Alat ini memungkinkan warga untuk melaporkan keadaan darurat atau musibah yang tengah dialami seperti perampokan atau pelecehan seksual. Dalam waktu 5-10 menit, petugas akan datang untuk menangani laporan warga.

ratusan CCTV di Alam Sutera COmmand Center. Dok. pribadi
ratusan CCTV di Alam Sutera COmmand Center. Dok. pribadi
Salah satu panic button tower (tiang berwarna merah). dok. pribadi
Salah satu panic button tower (tiang berwarna merah). dok. pribadi
Setelah melakukan tour mengelilingi perumahan, para kompasianer kembali ke Galeri Marketing Lloyd untuk acara talkshow dengan pembicara antara lain Liliana Soekotjo (Marketing Director Alam Sutera), Rossie Andriani (Marketing Planning and Development Division Head Alam Sutera), Oki Suratman (Office and Residential Sales Division Head Alam Sutera) dan Yayat Supriatna (Pengamat Perkotaan dan Dosen Teknik Planologi, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti).

Ibu Liliana memulai talkshow dengan menceritakan bagaimana awal mula perumahan Alam Sutera berdiri. Pada tahun '90-an ketika banyak bisnis menggunakan istilah yang kebarat-baratan sebagai nama bisnis, maka Alam Sutera lebih memilih istilah dalam bahasa Indonesia sebagai nama untuk perumahan yang akan dibangun. Nama Alam Sutera juga dipilih mengingat awal mula bisnis bergerak di bidang tekstil.

Salah satu danau di Alam Sutera. Dok. pribadi
Salah satu danau di Alam Sutera. Dok. pribadi
Hunian di Alam Sutera memiliki konsep healthy living, yang memungkinkan warganya memiliki hidup yang sehat. Tidak heran jika banyak pohon ditanam di sepanjang jalan untuk menjaga kualitas udara tetap baik. Selain itu agar air hujan yang turun bisa selama mungkin berada di lingkungan perumahan maka gorong-gorong dibangun dalam ukuran besar 3x4 meter. Tiga danau dibuat untuk menampung air hujan tersebut, yang mampu menurunkan suhu atmosfer.

Bapak Oki selanjutnya mengulas tentang gaya hidup generasi muda atau yang saat ini disebut generasi milenial. Generasi milenial lebih menyukai gaya hidup praktis, kekinian dan tidak bisa lepas dari gawai atau gadget dalam kesehariannya. 

Generasi ini memiliki keinginan punya hunian yang terjangkau harganya. Untuk itulah Alam Setera mempersembahkan Lloyd sebagai jawaban atas kebutuhan hunian generasi milenial. Sebuah aplikasi Andorid bernama e-Town bisa diunduh oleh warga untuk keperluan layanan perumahan, akses ke CCTV, atau bayar tagihan listrik. Sejak pertama kali diluncurkan, sudah ada 1000 unduhan  aplikasi e-Town ini.

Talkshow di Lloyd Allam Sutera. Dok. pribadi
Talkshow di Lloyd Allam Sutera. Dok. pribadi
Bagi sebagian orang, tinggal di rumah tapak (landed house) masih menjadi pilihan karena lebih personal dibandingkan apartemen yang tinggi (high rise). Namun akibat semakin minimnya ketersediaan lahan terutama di kota besar, pilihan yang ada adalah hunian bertingkat atau apartemen. Apartemen dengan kapasitas penghuni yang tinggi, di sisi lain menimbulkan permasalahan sendiri yaitu pada fasilitas umum seperti lift, tangga, kolam renang atau area parkir yang padat.

Permasalahan ini menjadi pertimbangan tersendiri bagi Alam Sutera untuk membangun hunian baru. Proyek Lloyd dibangun dengan konsep apartemen low rise dimana bangunan hanya terdiri dari 5 lantai, dan tiap lantai hanya ada 4 unit apartemen. 

Hunian ini dari segi harga akan lebih murah daripada rumah tapak dengan lokasi yang sama. Dengan unitnya yang lebih sedikit, penghuni akan mendapatkan lingkungan yang lebih nyaman dan personal. Luas lahan yang dipakai untuk Lloyd sebesar 4 hektar dan 70% dari luas tersebut berupa berupa open space atau ruang terbuka hijau dengan fasilitas pendukung seperti jogging track, kolam renang, dan lapangan basket. Jadi hanya 30% saja yang dipakai untuk bangunan, sehingga kepadatannya rendah.

Bapak Yayat dalam kesempatan berikutnya menjelaskan bahwa membangun sebuah kota adalah membangun manusianya. Hunian yang dibangun sudah seharusnya bersifat 'nguwongke' atau memanusiakan penghuninya, sehingga penghuni merasa nyaman. 

Konsep hunian yang nyaman akan membuat warga menjadi bahagia. Hunian milenial menyediakan CCTV untuk memantau kemananan dan mencegah tindakan kriminal, sehingga warga merasa aman. Kekuatan rasa aman ini akan memicu produktivitas warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun