Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sehidang Pisang Goroho dan Indahnya Berakhir Pekan di Teluk Buyat

29 April 2016   07:16 Diperbarui: 2 Mei 2016   02:55 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pisang Goroho

Hari beranjak gelap tatkala kami tiba di guest house. Kami memilih beristirahat sejenak di dalam kamar masing-masing, satu kamar ditempati dua orang, sembari menunggu antrian mandi dengan penghuni kamar lainnya. Guest house yang berbentuk memanjang tersebut memiliki sekitar 8 kamar tidur dan 4 kamar mandi.

Berkumpul di ruang tengah menjadi aktivitas kami selanjutnya sambil menunggu makan malam beberapa saat nanti. Menonton televisi sambil duduk santai di sofa empuk sepertinya bukan pilihan terbaik. Sebagian besar kami lebih menyukai berkumpul melingkar dan mengobrol di sekeliling meja bundar yang ada di sudut lain. Apalagi di atas meja terhidang pisang goroho yang renyah dengan sambal sebagai pelengkap, membuat obrolan Jumat malam itu semakin seru.

***

Jumat pagi kami mulai dengan mendaki Bukit Harapan yang berada di Teluk Buyat untuk menikmati keindahan matahari terbit. Kami tiba di Teluk Buyat, Ratatotok, Minahasa Tenggara pada Kamis malam setelah melalui perjalanan udara dari Tangerang - Surabaya - Manado yang dilanjutkan dengan perjalanan darat dari Manado selama 4 jam ke Teluk Buyat.

20160401-052317-2-5722a4d28efdfd61048b4571.jpg
20160401-052317-2-5722a4d28efdfd61048b4571.jpg
Menyambut pagi di Bukit Harapan

Entah berapa puluh undak-undakan yang harus dititi untuk mencapai puncak Bukit Harapan. Pegal di betis dan engahan nafas segera berganti dengan rasa takjub begitu melihat eloknya pemandangan pagi itu. Kami memang sedikit kesiangan untuk mengejar momen golden sunrise, namun masih menjumpai keindahan pagi di Bukit Harapan.

Puas menikmati keindahan pagi Teluk Buyat dari atas Bukit Harapan, kami pun turun untuk sarapan di guest house. Seusai sarapan, sebagian rombongan bergerak menuju dermaga kecil di mana sebuah speed boat akan membawa kami bertolak ke laut untuk melakukan snorkeling dan diving, sementara sebagian lagi berkeliling pantai dan berinteraksi dengan warga sekitar. Dan saya tergabung di dalam kelompok pertama.

20160401-074606-2-5722a56b0123bddc0efc058c.jpg
20160401-074606-2-5722a56b0123bddc0efc058c.jpg
Teluk Buyat, Minahasa Tenggara

Kondisi laut cukup tenang pada Jumat pagi itu. Boat bertolak dari dermaga untuk membawa kami ke lokasi yang memiliki terumbu karang yang cukup baik. Hanya beberapa menit saja dari dermaga, boat berhenti di lokasi yang dituju. Pulau Putus-putus ada di sisi kanan kami, sebuah pulau karang kecil memanjang yang sebagian daratannya terendam air laut saat terjadi pasang. Di kiri dan belakang kami adalah lengkungan daratan Teluk Buyat.

Ares, Adhi, Dzul, Pak Arie, dan Pak Gerry bersiap mengenakan perlengkapan diving. Sementara yang lain memilih untuk snorkeling, atau tetap berada di boat.

***

Obrolan di ruang tengah itu menjadi kesempatan bagi kami untuk saling kenal. Masih kuliah atau sudah bekerja, masih lajang atau berkeluarga, dan pertanyaan-pertanyaan lain terlontar oleh si ini dan kemudian dijawab oleh si itu. Tentu saja tangan-tangan kami silih berganti memungut pisang goroho (pisang goreng) dari piring dan mencocolnya ke sambal, lalu menikmati rasa gurih bercampur pedas di mulut.

"Rif, kamu maunya cewek yang gimana buat jadi istrimu nanti?" Sebuah pertanyaan dari Bu Donna kepada Arif.

"Eh, tau nggak kalo kita bisa mempertemukan seseorang dengan jodohnya hingga mereka menikah, maka kita punya tabungan sebuah masjid di surga," timpal Griska di tengah obrolan.

"Dan... Aku sudah punya satu masjid di surga," lanjutnya.

***

Perairan Teluk Buyat memiliki keindahan yang cukup mengagumkan. Air laut yang biru jernih membawa perasaan tenang bagi siapa saja yang memandangnya. Berbagai jenis ikan hilir mudik di antara terumbu-terumbu karang yang tumbuh cukup rapat.

20160401-084812-5722a6e5157b61a60fee4177.jpg
20160401-084812-5722a6e5157b61a60fee4177.jpg
Bersiap menikmati keindahan bawah air

Puas melakukan diving dan snorkeling di spot pertama, kami selanjutnya pindah ke spot berikutnya. Kembali kami naik ke boat dan bergerak menuju lokasi lainnya yang masih berada di Teluk Buyat. Dari atas boat yang kami naiki, kami bisa menyaksikan bukit-bukit hijau yang meliuk mengikuti kontur pantai.

Spot kedua juga memiliki keindahan yang sama. Airnya bening, ikan dan terumbu karang juga banyak. Kondisi arus di spot kedua ini lebih tenang dibandingkan dengan spot sebelumnya. Kembali kami bersnorkeling di sini. Menjelang tengah hari, Pak Arie, Pak Gerry, Pak Kedy, Davin, Adhi, Griska, dan Ares bergantian melakukan lompatan salto dari boat ke laut.

Keseruan dan kegembiraan yang kami lakukan di Teluk Buyat cukup menjadi bukti bahwa tempat ini memiliki pesona bahari yang layak untuk dikunjungi. Tak akan ada yang menyangka jika tempat seindah ini pernah diguncang oleh tuduhan pencemaran lingkungan pada belasan tahun silam.

***

Topik jodoh menjadi bahasan yang cukup seru. Tawa lepas satu dua kali menghias wajah-wajah gembira kami. Tak terasa pisang goroho yang ada di piring ludes. Dan salah satu dari kami pun pergi ke ruang makan untuk mengisi piring kembali dengan pisang goroho.

"Jadi bilang saja gimana kriteria cewek yang kau dambakan, Rif. Aku siap membantu," kata Bu Donna.

"Aku juga pengen tuh punya masjid di surga," lanjut ibu yang berprofesi sebagai pengajar tersebut.

***

Teluk Buyat, sebuah tempat di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara yang sempat mencuat namanya di berbagai media pada tahun 2004. Isu pencemaran lingkungan ditujukan kepada PT Newmont Minahasa Raya yang dituding melakukan tindakan yang menyebabkan pencemaran lingkungan.

Dikatakan bahwa adanya kandungan merkuri dan arsenik pada air dan biota laut yang mengakibatkan warga lokal menderita penyakit gatal-gatal. Permasalahan kian pelik ketika berbagai tuduhan yang salah pun ditujukan kepada PTNMR, termasuk kematian Bayi Andini yang diduga mengalami sakit benjolan dan kulit mengelupas akibat pencemaran di Teluk Buyat. Tahun 2004 hingga 2012 menjadi perjalanan panjang bagi PTNMR untuk melalui persidangan demi persidangan.

img-20160423-wa0008-5722a7770123bdc70efc057a.jpg
img-20160423-wa0008-5722a7770123bdc70efc057a.jpg
Inilah kondisi bawah air di Teluk Buyat. Indah kan? (foto: Raiyani)

Bukti-bukti ilmiah termasuk dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa tak ada kerugian bagi warga lokal dan tak ada pencemaran di Teluk Buyat akibat kegiatan tambang PTNMR. Mahkamah Agung Republik Indonesia akhirnya membebaskan PTNMR dari seluruh tuduhan tersebut. Pada tahun 2009 MA mengeluarkan putusan yang menguatkan putusan PN Manado yang membebaskan PTNMR sekaligus menolak kasasi Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap Kasus Teluk Buyat secara pidana.

***

Sehidang pisang goroho telah menemani keakraban kami. Cemilan khas dari Minahasa yang mungkin sebagian besar dari kami baru pertama kali menikmatinya saat berkunjung di Teluk Buyat. Tak hanya dikaruniai alam yang indah, Teluk Buyat juga kaya dengan hasil tangkapan lautnya.

Berbagai olahan berbahan dasar ikan laut juga kami nikmati. Semua ikan tersebut berasal tangkapan nelayan setempat. Ikan yang segar dan sehat, tidak tercemaroleh merkuri atau arsenik seperti yang pernah diisukan terjadi di Teluk Buyat. Isu yang tidak pernah terbukti kebenarannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun