[caption id="attachment_302773" align="aligncenter" width="640" caption="Tempat tidur Bung Karno dan Ibu Inggit Garnasih"]
[caption id="attachment_302775" align="aligncenter" width="640" caption="Tempat tidur Ratna Djuami dan Sukarti"]
Bergerak ke bagian belakang bangunan utama, tibalah saya di beranda belakang yang menghadap halaman belakang kompleks rumah Bung Karno itu. Sebuah sumur timba ada di samping kanan dan saya pun menyempatkan untuk membasuh muka dengan air sumur itu. Sebuah bangunan penunjang ada di dekat sumur, dengan ruang-ruang yang berfungsi sebagai dapur, gudang dan kamar mandi.
Di teras belakang ini saya beristirahat sejenak di siang yang cukup terik hari Rabu itu, sambil berbincang-bincang dengan pengunjung lain dan salah seorang pengurus rumah yang sudah berusia 73 tahun. Beliau begitu berapi-api menceritakan tentang Bung Karno dan sejarah Bengkulu yang akhirnya menjadi provinsi baru ke-26 terpisah dari Sumatera Selatan.
[caption id="attachment_302776" align="aligncenter" width="640" caption="Beranda dan halaman belakang"]
Hampir jam 12 siang, saya akhirnya meninggalkan rumah Bung Karno. Sementara dari sebelah rumah bersejarah ini, sesekali saya mendengar petugas melalui pengeras suara yang memanggil warga yang hendak memilih para wakilnya yang akan duduk di lembaga legeslatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H