Waktu saya sekolah dasar dulu, nama sekolahnya Swastiastu, atau nama jalannya Serma Kawi. Itu hanya saya yang tahu. Itu bisa jadi pilihan password.
Atau kalau mau lebih personal lagi, kita bisa mengambil kenangan masa kecil. Siapa nama panggilan saya waktu kecil, Acong kah, Gudel kah? Itu bukan nama di KTP dan hanya kita yang tahu. Nama panggilan sahabat kita waktu kecil juga merupakah nama password yang baik. Artinya itu adalah kata yang sulit terlacak orang lain.
Sekalipun sulit terlacak, nama itu juga sederhana buat kita dan mudah diingat. Nama daerah waktu kita lahir, atau guru favorit waktu kita TK. itu juga sebuah pilihan untuk kata yang tepat untuk password. Ingat, harus sesuatu yang kita sendiri hafal luar kepala.
Atau bisa juga kalau password itu mesti sering berganti, kita pilih sekumpulan kata yang berasal dari hal yang kita suka. Misalnya sepakbola. Nama password-nya adalah nama istilah sepakbola. Seperti pinalti, 11 pas, cornerkick, offside, goal, gawang, jaring, dan lainnya.
Kalau kita sudah tahu kata apa yang penting untuk dijadikan password, maka tinggal diubah variasi hurufnya dijadikan angka. Supaya mudah jadi kata beberapa karakter angka bisa kita ingat sebagai huruf. Seperti contohnya 1 jadi i, 4 jadi A, 5 jadi S atau Z, 6 bisa jadi G.
Cara ini perlu dipastikan konsisten, agar kita sendiri yang punya password tidak jadi bingung sendiri. Misalnya penggunaan angka nol atau huruf O. Kadang kalau kita tidak konsisten, kita sendiri akan kelupaan karakter apa ya ini, karena sepintas memang mirip.
Standar password saat ini minimal ada 8 karakter dengan variasi huruf besar, huruf kecil, dan special karakter seperti ! ” # $ % & ‘ ( ) * + , – . / : ; < = > ? @ [ \ ] ^ _ ` { | } ~, seperti yang disampaikan dalam securityintelligence.com. Akan lebih kuat lagi bila minimal password yang dibuat adalah sejumlah 12 karakter dengan variasi special karakter yang mudah Anda ingat sesuai tips diatas.
Bila kita memang membutuhkan tempat menyimpan password seperti di file atau ditulis di sebuah buku catatan, ataupun mungkin di data kontak, semua itu bisa saja sebagai tempat untuk mengatur password. Yang jelas, pastikan itu merupakan sebuah kisi-kisi yang mudah kita ingat untuk menuju ke password yang sesungguhnya.
Beberapa aplikasi yang memiliki jaringan seperti Google, sudah memiliki program bantuan untuk mengelola pasword seperti Password Manager. Program ini dapat menganalisa kuat-lemahnya password kita dan fasilitas untuk mempermudah akses masuk saat sign in.
Namun, jujur saja, saya lebih memilih tidak mengijinkan Google untuk menyimpan password saya. Lebih baik secara manual saja saya ketik saat diperlukan akses yang membutuhkan password. Adanya program yang menganalisa password malah membuat saya lebih nyaman menyimpannya secara manual.
Saat ini memastikan password kita tidak mudah dijebol pihak lain adalah sesuatu yang penting. Kekuatan password menjadi hal mutlak untuk perlindungan dokumen dan data yang kita miliki.