Mohon tunggu...
daniel lopulalan
daniel lopulalan Mohon Tunggu... Penulis - Student of life

Belajar berbagi. Belajar untuk terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Make Over Rumah yang Penuh Tantangan

27 September 2020   22:06 Diperbarui: 27 September 2020   22:18 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membereskan rumah itu susah susah gampang. Susah, karena saking seringnya melihat  setiap sudut rumah sehingga tidak sadar kalau itu harus dibereskan. 

Gampang, karena biasanya dimulai dari masaiah pencarian barang.  Barangnya penting tapi kok tidak kunjung ditemukan. Nah biasanya hal itu langsung menimbulkan keinginan untuk merapikan barang tersebut.  

Pembicaraan tentang make over rumah lumayan sering kami bicarakan sebulan terakhir. Terutama karena kami hendak mengoptimalkan fungsi ruangan dihubungkan dengan barang barang yang ada. 

Banyak hal terkait diskusi make over rumah menjadi lebih pelik. Karena ternyata menyangkut kebiasaan kami terhadap barang itu sendiri. Berikut adalah beberapa hal diantaranya.

Barang favorit

Hal yang jadi masalah besar di rumah kami adalah buku. Kami punya lemari besar penuh berisi buku di ruang tamu. Lemari buku itu sudah disusun dua baris di setiap tingkatannya, bagian depan dan belakang. 

Itupun masih banyak buku yang menanti untuk diatur karena lemari buku sudah penuh sesak.

Untuk barang favorit seperti ini memang perlu jadi raja tega. Jangan terlalu banyak menyortir. sudah, buang saja. 

Saya pernah membuang 2 kotak berisi guntingan koran.  Koran itu saya gunting sendiri karena beritanya yang saya anggap sangat menarik.  

Waktu akan membuangnya, sempat timbul penolakan yang besar di diri saya.  Namun kemudian,  Stop. Tutup kardusnya. Jangan membaca lagi. Buang. 

Furniture penuh memori

Pernahkah anda diberi orangtua sebuah lemari lama berukuran besar, berbahan jati dengan kaca besar di depannya ? 

Di rumah kami, ada dua lemari semacam itu. Untuk rumah saat ini, termasuk rumah kami, lemari seperti ini sangat tidak cocok dengan ukuran ruangan yang tersedia. 

Lemari ini seperti mati gaya karena model dan dimensi ukurannya.  Namun untuk menyingkirkannya, terus terang, kami masih belum berani. 

Melihat lemari itu seperti melihat mata orang tua kami yang melotot meminta supaya lemari itu tetap ditempatnya dan tidak digeser geser dengan alasan apapun. 

Ini memang tidak cuma sekedar menjadikan rumah rapi, tapi fungsi rumah sudah seperti museum. Tempat barang barang berharga dari masa sebelum kami lahir harus dilestarikan dan dipelihara. 

Beda dengan furniture lain yang memang kami beli sendiri. Karena kami tidak memiliki beban sejarah, maka menyingkirkannya menjadi hal yang mudah. Memberikan ke orang lain juga tanpa beban. 

Pakaian yang fungsional

Untuk yang ini relatif tidak terlalu sulit buat kami. Kami bukan tipe pemuja pakaian. Baju yang dipakai relatif tidak banyak berubah. 

Disamping karena ukuran badan yang relatif tetap, pakaian lebih kami anggap sesuai fungsinya saja. 

Kalaupun ada pengecualian, mungkin lebih ke pakaian batik  yang dipakai untuk menghadiri undangan resepsi atau acara kantor.  

Itupun kalo sudah agak lama, kami berikan juga ke orang lain yang kami anggap lebih membutuhkan.

Fungsi Gudang

Barang lain seperti mainan anak yang sudah tidak terpakai, Komputer bekas, sepatu layak pakai, semua itu masih menjadi PR yang satu persatu mesti diselesaikan.  

Saya yakin itu bisa selesai karena beban mentalnya tidak seberat membuang guntingan koran yang saya ceritakan.

Saya setuju pendapat yang pernah diutarakan saudara saya,"Rumah yang baik, mestinya tidak ada gudang." 

Itu saya setuju. Gudang membuat kita membuat toleransi atas barang yang tidak kita butuhkan. 

Gudang mestinya hanya tempat transit sementara dan bukan tempat yang  "sementaun".  Kondisi yang awalnya ingin sementara tapi akhirnya malah tidak berubah dalam tempo lama.

Rumah yang personal

Ini penting banget menurut saya. Menjadikan rumah sebagai identitas pemiliknya. 

Ruang keluarga kami terdapat rak foto yang memuat beberapa foto sewaktu anak anak masih kecil dan foto kebersamaan di tempat wisata. 

Di bagian lain terdapat hasil lukisan putri bungsu kami yang berjejer rapi di dinding ruang tamu. 

Di waktu senggang, Kami sekeluarga menikmati foto digital keluarga yang  muncul bergantian di layar TV. Kebetulan Personal Computer terletak persis di sebelah televisi dan bisa dihubungkan bila dibutuhkan. 

Sering kami tergelak bersama karena banyak foto foto unik lucu  mengingatkan kami akan peristiwa menyenangkan di masa lalu.

Semua itu menjadikan rumah sangat "kami banget".

Pada akhirnya rumah memang gambaran pemiliknya. Make over rumah dan menjadikannya rapi dan enak ditinggali menjadi pekerjaan rumah yang tidak pernah selesai. 

Selalu ada  kebutuhan untuk menjadikan rumah senyaman mungkin. Rumah tempat seluruh anggota keluarga berinteraksi dan bertumbuh bersama sebagai "home" dan tidak sekedar "house"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun