Mohon tunggu...
daniel lopulalan
daniel lopulalan Mohon Tunggu... Penulis - Student of life

Belajar berbagi. Belajar untuk terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kecerdasan Buatan, antara Kepunahan Manusia dan Peningkatan Harapan Hidup

17 September 2018   12:15 Diperbarui: 17 September 2018   14:28 1798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu pendidikan menjadi salah satu kata kuncinya. Sayangnya lembaga pendidikan saat ini banyak mengacu pada historical knowledge. Mempelajari sesuatu yang pernah terjadi. 

Bila penekanannya pada "tahu" dan tidak "mengerti" maka tidaklah perlu prediksi bahwa lebih baik memiliki komputer yang canggih daripada lulusan S1. Kenapa ? Karena komputer lebih mungkin untuk "tahu" lebih banyak dan presisi dari seorang lulusan S1.

Bahkan tidak hanya gelar S1, Seorang profesor dari UI, Prof Rhenald Khasali, bahkan berkelakar, bahwa kalau tidak hati hati, gelar profesor pun akan hilang nantinya karena kalah dalam memberikan nilai tambah dibanding komputer.

Lalu pendidikan apa yang dapat memicu munculnya sesuatu yang baru ?  Banyak sekali. 

Antropologi yang mempelajari budaya dan perkembangan manusia, menjadi sangat kaya makna  ketika masuk kedalam ranah visual antropologi. 

Disiplin ilmu ini memasukkan kemampuan behaviouristik dan sinematografi, yang mengkombinasikan riset dinamika kehidupan masyarakat dengan kemampuan komputasi visual dengan suport AI didalamnya.

Ilmu pembuatan parfum yang tidak dikenal di Indonesia namun memiliki sekolah khusus di negara maju seperti Perancis dan Inggris, juga berkembang pesat dengan adanya AI. 

Dan pelopor perkembangan AI dalam dunia pewangian  ini justru dari Indonesia. Di Bandung, pembuatan parfum yang cocok dengan jenis kelamin, umur dan golongan darah, sudah dilakukan dengan pola algoritma kecerdasan buatan dan mendapatkan hak paten untuk penemuan ini. 

Hasilnya adalah parfum yang lebih personal, lebih gue banget dengan nama "Parfum Gue". Ini bukan endorse product tapi ingin menunjukkan bahwa orang Indonesia pun piawai dalam membuat AI.

Gastronomi, ilmu tentang makanan yang saat ini dikelola dengan sangat variatif dan canggih. Mulai dari penanganan raw material di peternakan dan pertanian yang lebih ramah lingkungan, penataan dengan menggunakan  bantuan 3D printer, sampai dengan peran Virtual Reality (VR) yang menjadikan makanan di depan kita seolah olah makanan idaman padahal bukan itu sebetulnya makanan yang sesungguhnya.

itu memungkinkan kita makan masakan Padang  lengkap dengan lauk dan aroma rempah padahal sebetulnya di depan kita hanyalah nasi putih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun