Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa kehidupan pasca kampus tidak selalu berjalan mulus. Sebagai mahasiswa, kita sering diajarkan untuk menyelesaikan tanggung jawab kita dengan baik. Tetapi, terkadang, sistem yang kita harapkan berjalan dengan lancar justru memberikan tantangan yang tidak terduga.
Saya juga belajar pentingnya komunikasi dan advokasi. Sebagai mahasiswa, kita berhak meminta penjelasan dari pihak kampus. Transparansi dan tanggung jawab adalah hal yang harus dimiliki oleh institusi pendidikan. Mungkin pengalaman ini juga menjadi pengingat bahwa kita perlu memperjuangkan hak kita dengan cara yang baik dan konstruktif.
Penutup
Di tengah ketidakpastian ini, saya tidak hanya belajar tentang pentingnya kesabaran, tetapi juga tentang arti sebuah harapan. Setiap langkah yang diambil menuju kelulusan seharusnya dihargai dan dihormati oleh institusi pendidikan yang kita pilih. Yudisium dan wisuda bukan sekadar seremoni, tetapi simbol pengakuan atas kerja keras dan perjuangan setiap mahasiswa yang telah menuntaskan studinya.
Melalui artikel ini, saya berharap pihak kampus dapat lebih transparan dalam memberikan informasi terkait jadwal yudisium dan wisuda, serta lebih sensitif terhadap kondisi mahasiswa yang tengah menunggu kepastian. Bagi sesama mahasiswa yang mungkin berada dalam situasi serupa, saya ingin menyampaikan: tetaplah kuat, jangan ragu untuk bertanya, dan percayalah bahwa setiap perjuangan pasti akan menemukan jalannya.
Sebagai penutup, saya berharap pengalaman ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua baik sebagai mahasiswa maupun sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keberlangsungan pendidikan. Semoga ke depan, sistem yang ada dapat lebih baik dan mengutamakan kesejahteraan mahasiswa sebagai prioritas utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H