"Saya berharap dalam penunjukan dan penetapan seorang Kapolri di tengah-tengah situasi seperti ini, tentu saja Presiden sangat diharapkan dan dituntut kearifannya untuk bisa memilih sosok seorang Kapolri yang bisa diterima oleh masyarakat secara luas agar kita sebagai bangsa bisa berkonsentrasi penuh di dalam mengatasi masalah yang sangat-sangat berat yang kita hadapi saat ini, yaitu mengatasi Covid-19 dan krisis ekonomi yang sangat memerlukan persatuan dan kesatuan dari seluruh warga bangsa."
Bukan hanya kali ini, MUI pernah menolak Listyo Sigit Prabowo karena faktor agamanya.
MUI juga sudah pernah menolak Listyo di Banten, yaitu ketika ia hendak dilantik oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebagai Kapolda Banten yang baru, menggantikan Brigjen Pol. Ahmad Dofiri.
Ketika itu, MUI Banten didukung MUI Pusat, menulis surat keberatan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian, isinya meminta Tito membatalkan Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolda Banten, alasannya semata-mata karena Listyo beragama Nasrani.
"Kami minta agar Kapolri bisa menyesuaikan dengan kondisi wilayah. Banten ini kan sembilan puluh persennya orang Islam, pejabatnya, ya harus orang Islam," tulis Mahmudi ketika itu.
Dia menjelaskan, permohonan tersebut bukan hanya berasal dari MUI Kota Serang, melainkan MUI dari delapan kabupaten/kota di Banten. Menurutnya, jika Kapolda Banten dipimpin oleh seorang nonMuslim, maka akan menemukan kesulitan saat berkomunikasi dan sinergi dengan para tokoh ulama.
Faktanya, kekhawatiran itu tidak terbukti. Meskipun, sebagaimana yang pernah diakui sendiri oleh Listyo Sigit Prabowo, saat ia mulai menjabat sebagai Kapolda Banten, memang suasana Banten sempat "panas".
Panasnya suasana tersebut justru dikarenakan sikap MUI Banten dengan para pendukungnya yang memanas-manasi suasana dengan nuansa agama untuk menolak Listyo sebagai Kapolda Banten. Seiring berlalunya waktu, Listyo terbukti sanggup menjalani jabatannya dengan  baik sampai pada akhir masa jabatannya.
Listyo Sigit Prabowo menjabat sebagai Kapolda Banten mulai 5 Oktober 2016 sampai dengan 13 Agustus 2018. Salah satu prestasinya adalah sukses mengamankan Pilkada Banten 2017.
Sebelum menjadi Kapolda Banten, Listyo Sigit Prabowo juga pernah menjadi Kapolres Pati (2009), Kapolres Sukoharjo (2010), dan Kapolres Solo (2011), semuanya di kota yang mayoritas besar penduduknya beragama islam. Tidak ada masalah.
Pada Agustus 2018, pangkat Listyo Sigit Prabowo dinaikkan menjadi Inspektur Jenderal (Irjen).