Neno yang arogan, merasa diri sebagai orang penting, sehingga terlalu ge-er, merasa pesawat delay gara-gara menunggunya, dan Pilot yang konyol dan entah memang ada maksud dan motivasi tertentu sampai bisa mengizinkan Neno menggunakan PA untuk keperluan tersebut.
Setelah meminta maaf, Neno menjelaskan menurut versinya tentang kejadian penghadangan terhadapnya (sebagai tokoh #2019GantiPresiden) oleh massa di dekat Bandara Sultan Syarif Kasim, Pekan Baru itu, yang pada intinya menuduh pihak keamanan berpihak dan telah melakukan persekusi terhadap dia dan kawan-kawannya.
"Aparat meminta saya untuk masuk ke ruangan yang mereka inginkan. Saya karena sudah ditunggu mobil, jadi saya masuk ke mobil yang menjemput saya," ujarnya.
"Lalu berlangsunglah drama demi drama," katanya.
"Drama-drama" yang dimaksud Neno tentu adalah sebagaimana kisah yang ia viralkan sebelumnya.
Setelah tertahan di bandara sekitar tujuh jam karena jalan keluar bandara masih diblokir massa, dan sempat terjadi kericuhan antara massa penolak Neno dengan polisi, dan antara massa penolak Neno dengan massa yang mengaku dari FPI dan Laskar Melayu Riau yang hendak membebaskan Neno, dengan bertimbangan karena kondisi semakin tidak kondusif dan demi keamanan kota Pekan Baru, polisi akhirnya memutuskan untuk meminta Neno membatalkan niatnya datang ke Pekan Baru.
Tapi Neno justru mengviralkan tuduhannya bahwa aparat berpihak, bahwa ia telah dipersekusi aparat, ia bersama kawan-kawanya dibohongi, diminta ke ruangan VIP, tapi sesampai di sana, ternyata dipaksa kembali naik pesawat untuk pulang ke Jakarta.
Ia juga mengatakan aparat memperlakukan mereka dengan kasar, (mengintimidasi) mereka dengan membawa senjata api, padahal mana ada dalam kondisi demikian aparat bertugas menjaga keamanan tanpa membawa senjata?
Neno sempat curhat kepada Fadli Zon melalui pesan WhatsApp (WA) mengenai kejadian itu, dan curhat Neno itu pun diviralkan Fadli Zon. Di dalam pesan WA itu Neno mengadu kepada Fadli tentang apa yang menurutnya dipersekusi aparat. Dalam aduannya itu Neno pun mencaci Kabinda setempat yang dianggapnya kasar dan kejam terhadap mereka, Â "Semoga Allah melaknatkan dia" tulisnya di pesan WA itu.
"Ya, saya dipaksa pulang naik pesawat. Ooo, itu, mau dipaksa pulang. Ternyata dibawa ke sini. Tadi mobil ditimbukin, dan dipaksa semua orang keluar, dan sekarang dibawa ke dalam Bandara. Pake ada senjata semuanya. Ini Bapa-bapa bersenjata, tuh. Saya mau dipaksa pulang. Kalau saya bertahan di sini, kira-kira seperti apa? Pasti mereka lakukan suatu hal, kekerasan. Â Ya, jadi negeri ini nggak ada undang-undangnya, nggak ada perlindungan."