Indikasi kebenaran klaim Risma tersebut adalah jika kita perhatikan sekarang ini, di kawasan-kawasan tertentu di Kota Surabaya, yang sebelumnya banyak becaknya, sekarang sudah jauh berkurang. Misalnya, di kawasan pusat perkulakan terbesar di Indonesia Timur, di kawasan Kembang Jepun dan Jembatan Merah.
Jika Anda mengunjungi Museum Kota Surabaya, yang berlokasi di eks-Gedung Siola, Jalan Tunjungan Nomor 1, satu gedung dengan  Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) Surabaya, Anda akan melihat salah satu koleksi Museum itu adalah moda transportasi yang pernah digunakan di Surabaya, yaitu bemo, Angguna, dan becak berwarna putih dan biru.
![(Kompas Minggu, 28/01/2018)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/30/becak-timun-5a6f5604dd0fa860855aaf23.jpg?t=o&v=555)
Jadi, bagi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang mempunyai visi jauh ke depan, Â becak sudah layak dimuseumkan, sementara itu di DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan justru berpikir ke jauh belakang, bahwa becak harus dihidupkan lagi di Ibu Kota.