Twit admin @Gerindra ini benar. Saya bersaksi. waktu pilwalkot BDG, Pak Prabowo dan Gerindra tidak meminta mahar sepeser pun utk tiket pilkada. Hatur Nuhun. **Di pilgub Jabar ini kami berpisah, krn syarat menjadi kader partai yg tidak mampu sy penuhi.
Emil mengaku, saat Pilkada Kota Bandung 2013 lalu, dia harus merogoh kocek hingga puluhan miliar untuk modal kampanye.
"Biaya Pilwalkot sekitar Rp 10 miliar, kalau Pilgub belum dihitung," tuturnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga membenarkan bahwa ia tak pernah diminta mahar politik oleh Prabowo/Gerindra, sedangkan mengenai biaya pilkada DKI Jakarta 2017 yang besar itu memang benar, tetapi itu dia tanggung dari uang pribadinya, yang mencapai Rp. 100 miliar lebih.
"Kalau politik itu memang berbiaya, kemaren kita menghabiskan lebih dari Rp 100 miliar. Jadi itu yang diinginkan sebetulnya oleh Gerindra jangan sampai saat kita udah mencalonkan, kita nggak punya pendanaan," kata Sandiaga.
Sandiaga mengaku telah melaporkan biaya pencalonannya ke KPK. Dia mengatakan apa yang dilakukannya juga diikuti oleh calon yang diusung Gerindra di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Sedangkan Gubernur Anies Baswedan yang tak punya modal uang, sebagaimana keahliannya mengotak-atik sinonim kata dan istilah juga ikut-ikutan berbicara, menyatakan pihaknya tak pernah membayar mahar politik kepada Gerindra untuk pencalonanannya di Pilkada DKI Jakarta, yang ada adalah membayar iuran saja.
"Biaya politik memang tinggi. Kami iuaran. Tidak ada mahar yang diminta," kata Anies, Jumat (12/1).
Dilansir dari laman resmi KPU Jakarta, berdasarkan hasil audit oleh auditor hasil seleksi, dana kampanye pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, tercatat Rp 68,967 miliar. Dana yang terpakai Rp 68,953 miliar.