Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Permintaan Maaf Ahok dan Anies, Siapa yang Tulus?

13 April 2017   13:09 Diperbarui: 14 April 2017   00:00 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok, saat menyampaikan maafnya kepada Anies dan Sandiaga, di acara Debat Final Pilgub DKI 2017 (Metro TV)

“Bantuan sosial berhenti, proyek berhenti, perda berdasarkan sebuah agama muncul, jika gubernur baru muncul. Itu semua keliru! Itu semua salah! Gubernur baru justru akan mengantar Jakarta pada pemerintahan yang lebih efektif, pemerintahan yang merangkul semuanya. Pemerintahan yang merasa semua di rumahnya, termasuk kepada mantan lawan, ketika pilkada”.

“Semua yang diucapkan, dikatakan, bagian dari sejarah. Bila ada keliru, kami ucapkan permohonan maaf, dan kemudian kita bangun bersama-sama Jakarta. Ketika saya, ketika kami menjadi gubernur, dan wakil gubernur, mantan lawan pun adalah warga kita yang akan kita hormati sebagai yang lain-lainnya”.

“Karena itu, kita mengajak kepada semuanya, seluruh warga Jakarta, dahulu pakai bambu runcing, sekarang gunakan paku, tusuk yang sebelah kanan, untuk perubahan di Jakarta”.

Sepanjang acara debat yang diselenggarakan oleh KPUD DKI Jakarta, yang kwalitasnya sangat mengecewakan itu (akan saya jelaskan kenapa mengecawakan, di tulisan saya berikutnya), Anies memang masih terus berupaya meng-framming Ahok sebagai pimpinan yang anti-rakyat kecil, anti-rakyat miskin, hanya pro-pengusaha besar, dan menghalalkan segala cara dalam berkampanye (seperti main ancam warga akan menghentikan bantuan sosial, mengfitnahnya akan meng-syariahkan Jakarta).

Meskipun sudah berkali-kali dijelaskan oleh Ahok, maupun Djarot, dan juga bagi masyarakat yang obyetif sudah jelas apa yang diupayakan dan dituduhkan Anies kepada Ahok itu, tidak benar, Anies tetap saja meneruskan upayanya meng-framming Ahok seperti itu, termasuk di acara debat final itu. Ahok pun sampai menggeleng-geleng kepalanya, merasa heran dengan sikap Anies itu.

Sikap Anies terhadap Ahok itu membuat ia sering gagal fokus di acara debat itu, sehingga beberapa kali tidak menjawab pertanyaan, tetapi justru terus menyerang Ahok sebagai pimpinan yang tidak perduli terhadap rakyat kecil, maka itu saat diberi kesempatan Ira Koesno untuk menyampaikan maafnya kepada Ahok, Anies pun lalai, sebagaimana saya jelaskan di atas.

Mungkin juga, karena ia merasa tidak punya salah kepada Ahok, apalagi keluarganya, tetapi karena “dipaksa” meminta maaf, ia pun menyampiakan secara umum saja.

Sangat berbeda dengan ketika Ahok mendapat giliran untuk menyampaikan maafnya kepada Anies dan keluarganya. Tanpa basa-basi, tidak berputar-putar kalimat, dia, yang juga mengatasnamakan Djarot, bersama-sama, langsung menyatakan permintaan maaf mereka.

Bukan hanya kepada Anies dan Sandiaga, beserta keluarga mereka, tetapi juga tidak lupa, kepada paslon nomor urut satu yang telah gugur di putaran pertama: Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Ahok langsung menyampaikan permintaan maafnya, karena mungkin saja dalam acara-acara debat itu, ia bersama Djarot telah menyinggung perasaan lawan-lawan mereka itu, dengan adanya perkatan-perkatan yang tidak berkenan di hati. Padahal, tiada maksud mereka untuk itu, tetapi sebagai petahana mereka hanya menyampaikan apa adanya, apa yang telah mereka laksanakan sebagai petahana selama ini untuk Jakarta.

Ahok berkata: “Saya mau sampaikan bersama Pak Djarot, dan keluarga kami berdua, kepada Pak Agus, dan Bu Sylvi, dan keluarganya, pasangan nomor satu. Juga, tentu kepada pasangan nomor tiga dan keluarganya. Pasti di dalam perdebatan, apalagi kami ‘kan pertahana, tentu, kami kadang-kadang mengeluarkan apa yang sudah kami kerjakan. Jadi, seolah-olah mengnihilkan apa yang disebutkan dari pasangan nomor satu, dan nomor tiga. Karena apa yang kami bicarakan itu, sudah kami kerjakan, bukan akan kami lakukan”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun