Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Museum Surabaya yang Menempati Gedung Bersejarah

17 Oktober 2016   08:58 Diperbarui: 4 April 2017   18:08 4267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksinya tidak terbatas pada benda-benda bersejarah pemerintah kota Surabaya, tetapi juga benda-benda lainnya yang pernah menjadi bagian dari sejarah kota Surabaya secara umum, termasuk benda milik warga Surabaya yang historis dan legendaris, seperti replika biola milik pencipta lagu Indonesia Raya, Wage Rudolf Supratman, biola Srimulat, piano kuno milik penyanyi Gombloh yang terkenal dengan lagunya: Kugadaikan Cintaku, dan Kebyar-Kebyar, becak berwarna putih dan biru: rupanya di Surabaya tempo dulu ada becak khusus siang hari (berwarna putih), dan becak malam (becak berwarna biru), bajaj dan angguna (mobil angkutan serba guna), kursi dan meja sekolah di era tahun 1950-an - 1970-an, wayang kulit, wayung Potehi, buku-buku catatan kelahiran, kematian yang ditulis tangan yang dibuat pada 1800-an, buku arsip nama-nama orang Belanda yang dikubur di pemakan khusus orang belanda di Peneleh dan Ngagel, ketel uap abad ke-18, mesin ketik dan mesin hitung kuno, dan sebagainya.

Di luar samping gedung museum, terdapat juga sebuah lokomotif uap kuno berwarna hitam yang pernah digunakan di zaman Belanda.

Sumber: jejakbocahilang.wordpress.com
Sumber: jejakbocahilang.wordpress.com
(Sumber: http://www.swiss-belhotel.com/)
(Sumber: http://www.swiss-belhotel.com/)
Saat memasuki ruangan museum di pintu masuknya disediakan sebuah buku tamu, diharapkan  pengunjung mengisi buku tamu itu, dan kesan-kesannya setelah melihat-lihat museum tersebut. Di sampingnya ada manequin Cak dan Ning Surabaya:

Cak dan Ning Surabaya (Foto: Penulis)
Cak dan Ning Surabaya (Foto: Penulis)
Lurus di dekat situ terpampang 18 foto orang yang pernah menjadi Wali Kota Surabaya. Dimulai dari Wali Kota Surabaya di zaman Belanda, yang  disebut “Burgemeester Soerabaia”  yang pertama kali dijabat oleh Mr. A. Meijroos pada 1916-1920, seterusnya ada 6 orang Burgemeester Soerabaia berkebangsaan Belanda sampai dengan 1942, saat Belanda kalah perang dari Jepang, diganti oleh orang Indonesia bernama Radjamin Nasution.

Foto: Penulis)
Foto: Penulis)
Buku informasi tentang wali kota - wali kota yang pernah menjabat di Surabaya (Foto: Penulis)
Buku informasi tentang wali kota - wali kota yang pernah menjabat di Surabaya (Foto: Penulis)
(Foto: Penulis)
(Foto: Penulis)
Saat Jepang masuk (1942), kedudukan itu diambil alih oleh orang Jepang bernama Takashi Ichiro, yang menjabat sampai 1945, tahun menyerahnya Jepang kepada sekutu. Radjamin Nasution sempat menduduki kembali jabatan wali kota, tetapi segera diganti oleh seorang Belanda sebagai pejabat Kepala Urusan Haminte Surabaya, saat mereka dengan memboncengi sekutu ingin menjajah lagi Indonesia.

Setelah Belanda berhasil diusir lagi dari Indonesia, pada 1945 barulah dimulai wali kota Surabaya dari bangsa Indonesia sendiri, dimulai dari Indrakoesoema, sampai pada yang sekarang, Tri Rismaharini (Bu Risma).

Tidak jauh dari foto-foto Wali Kota Surabaya itu, dipamerkan di atas meja yang diberi pelindung kaca tertutup puluhan tanda penghargaan yang pernah diraih Kota Surabaya, baik penghargaan nasional, maupun internasional.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Selanjutnya ada beberapa benda di dalam Museum Surabaya ini yang menarik untuk lebih diperhatikan karena usianya, maupun karena keunikannya, di antaranya adalah sebagai berikut:

Dua set meja dan kursi yang sudah ada di Balai Kota Surabaya sejak wali kota pertama yang berkebangsaan Belanda (awal 1900). Didesain oleh seorang arsitek terkenal Belanda di era itu, GC Citroen, yang juga mendesain beberapa bangunan di Surabaya. Desain Citroen selalu mempunyai ciri khas yang unik, yaitukebanyakan memiliki sudut-sudut yang lurus dan sandaran kursi melengkung, dengan garis-garis yang tegas. Terbuat dari kayu jati murni seluruhnya, kondisinya masih sangat baik:

(Foto: Penulis)
(Foto: Penulis)
(Foto: Penulis)
(Foto: Penulis)
Lemari penyimpan piring dan perlengkapan makan lainnya peninggalan zaman Belanda yang ditemukan di Balai Kota Surabaya:

(Foto: Penulis)
(Foto: Penulis)
Cermin Wilhelmina. Cermin ini merupakan cermin yang memiliki makna pernikahan, di mana bagian atas cermin melambangkan laki-laki dan di bagian bawah cermin melambangkan perempuan cantik. Telah ada sejak 1907 dan digunakan di gedung de Simpangche Societet. Cermin ini memiliki ukiran yang membentuk huruf W yang berarti Wilhelmina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun