Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Museum Surabaya yang Menempati Gedung Bersejarah

17 Oktober 2016   08:58 Diperbarui: 4 April 2017   18:08 4267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Risma bantu bersih-bersih teras Gedung SIOLA untuk persiapan pembukaan Museum Surabaya (Sumber: Tempo.co)

Saat pecah perang 10 November 1945 antara rakyat Surabaya dengan pasukan sekutu, Gedung Chiyoda digunakan sebagai salah satu basis pertahanan rakyat Surabaya dari gempuran pasukan sekutu. Akibatnya gedung itu dijadikan sasaran tembakan tank-tank pasukan sekutu, sehingga membuatnya rusak berat dan terbakar.

Setelah perang melawan sekutu berakhir, gedung eks-Toko Chiyoda itu dibiarkan menjadi gedung rusak yang tak terurus sampai dengan 1950. Saat Presiden Soekarno melakukan nasionalisasi terhadap aset-aset pemerintahan kolonial, Pemerintah Kota Surabaya mengambil-alih gedung tersebut menjadi aset Pemkot Surabaya.

Pada 1960, lima orang pengusaha, yaitu Soemitro, Ing Wibisono, Ong, Liem dan Ong mengontrak ged1877ung tersebut dari Pemkot Surabaya. Mereka memperbaiki dan merenovasi gedung tersebut dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya, lalu membuka pusat toko grosir di situ, yang diberi nama dari singkatan nama-nama mereka sendiri, yaitu SIOLA. Sejak itulah gedung itu dikenal masyarakat Surabaya dengan nama Gedung SIOLA, sampai sekarang.

Gedung SIOLA (Sumber: SkyscraperCity)
Gedung SIOLA (Sumber: SkyscraperCity)
SIOLA segera menjadi kebanggan warga Surabaya di masa itu, menjadi semacam “mall” pertama di Surabaya, menjadi ikon kota Surabaya. Bahkan sampai sekarang pun ketika tulisan nama “SIOLA” sudah tidak ada lagi di gedung tersebut, ia masih tetap disebut sebagai Gedung SIOLA.

SIOLA segera menjadi kebanggan warga Surabaya di masa itu, menjadi semacam “mall” pertama di Surabaya, menjadi ikon kota Surabaya. Bahkan sampai sekarang pun ketika tulisan nama “SIOLA” sudah tidak ada lagi di gedung tersebut, ia masih tetap disebut sebagai Gedung SIOLA.

Masa kejayaan Siola berlangsung sekitar 28 tahun lamanya.

Ketika harus bersaing dengan pusat-pusat perbelanjaan baru dan lebih moderen ketika itu, di antaranya adalah Pasar Atum, Pasar Turi, Delta Plaza (sekarang Surabaya Plaza) dan Tunjungan Plaza (saat itu baru ada Tunjungan Plaza 1, sekarang Tunjungan Plaza 5, dan sedang dibangun Tunjungan Plaza 6), SIOLA tak mampu lagi bersaing, akhirnya ia mengikuti jejak sejarah pengusaha-pengusaha pendahulunya, ditutup pada 1998.

Di masa-masa itu di Gedung SIOLA juga sempat dijadikan pusat perdagangan barang-barang elektronika, seperti televisi, kulkas, mesin cuci, dan lain-lain, dengan nama Tunjungan Center, semacam Glodok di Jakarta, tetapi akhirnya tutup juga.

Sempat disewa Ramayana Dept. Store dengan nama Ramayana Siola, tetapi terpaksa ditutup karena sepi pengunjung (2007) (sumber foto: http://www.artebia.com/wisata/)
Sempat disewa Ramayana Dept. Store dengan nama Ramayana Siola, tetapi terpaksa ditutup karena sepi pengunjung (2007) (sumber foto: http://www.artebia.com/wisata/)
Gedung SIOLA saat telah diambil-alih Pemkot Surabaya (Sumber: http://www.thearoengbinangproject.com/gedung-siola-surabaya/)
Gedung SIOLA saat telah diambil-alih Pemkot Surabaya (Sumber: http://www.thearoengbinangproject.com/gedung-siola-surabaya/)
Gedung SIOLA pun kembali mangkrak tanpa penghuni, sempat diupayakan dihidupkan lagi dengan menyewakannya ke swasta, yang membuka Ramayana-Siola Department Store (1999-2008), tetapi sepi pengunjung, ditutup, sempat mengubah nama SIOLA menjadi Tunjungan City dengan  rencana membuka Matahari Departement Store, tetapi batal, sempat menjadi pusat pedagangan buah-buahan, gagal, pusat penjualan mobil bekas, gagal juga, sampai akhirnya dikembalikan kepada Pemkot Surabaya.

Ketika itulah muncul gagasan untuk membuka Museum Surabaya di eks-gedung SIOLA tersebut.

Museum Surabaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun