Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan Bilang Sungai Bersih Karena Foke, Google pun Heran

4 Oktober 2016   00:58 Diperbarui: 4 Oktober 2016   08:43 18953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengerukan sungai Ciliwung di Bukit Duri, bagian dari program JEDI, yang justru dikecam Anies Baswedan kepada Ahok (suara.com)

Pernyataan calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dari kubu Gerindra-PKS bahwa sungai-sungai di Jakarta yang dulunya menjadi lautan sampah dan berbau busuk, kini bersih, bening, asri,  tak berbau lagi, itu semua berkat jasa dari Fauzi Bowo alias Foke, karena dialah sang perancangnya, sedangkan Gubernur Ahok hanya melaksanakannya, membuat publik terheran-heran.

Kok bisa Anies bicara begitu, ya?

Karena selama ini Anies Baswedan dalam berbagai pernyataannya selalu terdengar bijaksana, menghargai prestasi orang lain, dan sebagainya, tetapi begitu bersekutu dengan kubu Gerindra-PKS – yang pernah dituduh sebagai proxy dari beberapa mafia, terutama mafia migas (Muhammad Reza) –, saat terjun di dunia nyata politik,  Anies langsung berubah 180 derajat.

Salah satu buktinya adalah tentang pernyataannya yang begitu saja menafikan prestasi Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta yang sekarang dalam membuat dan menjalankan program pembersihan sungai-sungai di Jakarta itu.

Baca artikel: Demi Jabatan Gubernur, Anies Baswedan Berubah?

Meme dan status Denny Siregar jadi viral. Sebuah sindiran untuk Anies Baswedan yang tajam dan bikin ngakak, Sabtu (1/10/2016). Foto di atas meme dan cuplikan-cuplikan tulisan sindirannya.
Meme dan status Denny Siregar jadi viral. Sebuah sindiran untuk Anies Baswedan yang tajam dan bikin ngakak, Sabtu (1/10/2016). Foto di atas meme dan cuplikan-cuplikan tulisan sindirannya.
Semua orang tahu, kecuali mereka yang kurang pengetahuannya, atau mereka yang membutakan mata hatinya karena terlalu membenci atau dengki kepada Ahok, bahwa berkat program kerja Ahok yang diberi nama Pelayanan Terpadu Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dengan petugas pelaksana dari Unit Pelaksana Kerja (UPK) Badan Air Dinas Kebersihan-lah yang membuat sungai-sungai di Jakarta yang dahulu tak diharapkan bisa bersih lagi karena begitu terlalu banyaknya sampah (sampai menutup permukaan sungai), bisa menjadi bersih, bening, asri, seperti sekarang ini, dan yang masih terus terprogres.

Untuk menjaga kesinambungan kebersihan sungai, Ahok juga mengadakan sistem yang terintegrasi dengan seluruh sungai di Jakarta dengan program yang dinamakan  Jakarta Smart City. Dengan program ini kebersihan sungai dapat terus diawasi.

Demikian juga dengan jalanan-jalanan di Jakarta yang kini bersih dan bebas debu, itu karena Pemprov DKI Jakarta (di bawah kepimpinan Ahok) memperbanyak pengadaan street sweeper (mesin penyapu jalan) untuk membersihkan jalan dan menyedot debu secara masksimal, bukan merupakan gagasan Foke.

Beberapa street sweeper Pemprov DKI Jakarta (YouTube Pemprov DKI Jakarta)
Beberapa street sweeper Pemprov DKI Jakarta (YouTube Pemprov DKI Jakarta)
Merespon pernyataan Anies Baswedan tersebut di atas, Ahok juga tidak menepuk dada mengakui semua itu berkat jasanya semata, tetapi mengapresiasi kerja keras anak buahnya di UPK Badan Air Dinas kebersihan atau yang biasa disebut juga dengan “Pasukan Oranye” itu. Ahok berkata: “"Pak Anies, mungkin karena dia bukan petahana diaenggak ngerti, bahwa yang membersihkan dan menjaga sungai itu karena kami buat program PPSU dan petugas UPK  Badan Air Dinas Kebersihan, mereka yang tungguin (mengawasi sungai)."

Pasukan oranye saat beraksi membersihkan sungai di Jakarta, dan sungai yang sudah bersih dan bening hasil kerja keras mereka (Indoheadlinenews.com)
Pasukan oranye saat beraksi membersihkan sungai di Jakarta, dan sungai yang sudah bersih dan bening hasil kerja keras mereka (Indoheadlinenews.com)
Petugas kebersihan secara manual mengangkat berbagai macam sampah yang tersangkut di bawah jembatan Kalibesar, Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu(10/2/2015). Kalibesar yang tersambung dengan kali Cideng ini meninggalkan banyak sampah yang menganggu kelancaran arus air. WARTA KOTA / HENRY LOPULALAN
Petugas kebersihan secara manual mengangkat berbagai macam sampah yang tersangkut di bawah jembatan Kalibesar, Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu(10/2/2015). Kalibesar yang tersambung dengan kali Cideng ini meninggalkan banyak sampah yang menganggu kelancaran arus air. WARTA KOTA / HENRY LOPULALAN
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Potret sampah yang memenuhi Kali Besar pada Januari 2013 dan kondisi Kali Besar awal September 2016.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Potret sampah yang memenuhi Kali Besar pada Januari 2013 dan kondisi Kali Besar awal September 2016.
Anies berkata, kebersihan sungai-sungai di Jakarta bersih itu merupakan jasa Foke, yang merupakan inisiator utamanya dengan program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI), Ahok hanya melaksanakannya, yang telah dibantah Ahok dengan penjelasan tersebut di atas.

Justru yang sebetulnya merupakan bagian dari program JEDI adalah penertiban-penertiban yang diikuti dengan relokasi warga ke rusunawa-rusunawa, termasuk di dalamnya penertiban terhadap pemukiman liar di Pasar Ikan dan Bukit Duri.

Berdasarkan program dari JEDI tersebut, semua pemukiman liar di bantaran-bantaran sungai itu harus ditertibkan, penghuninya direlokasi, setelah itu dilanjutkan dengan pekerjaan pengerukan, memperdalam, dan memeperlebar sungai-sungai tersebut. Kenyataannya justru progarm JEDI yang dipuji Anies Baswedan itu yang karena minimnya pengetahuannya malah dikecam, dan dijadikan bahan untuk memojokkan Ahok.

Anies mencampuradukan program pembersihan sungai dari Pemprov DKI Jakarta (Ahok) dengan program JEDI yang menyangkut pengurukan, memperdalam, dan memperlebar sungai-sungai di Jakarta.

Secara singkat, dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Jakarta Emergency Dredging Initiative, (JEDI) adalah proyek Bank Dunia yang bertugas untuk membenahi sistem drainase di Jakarta, yang dibayai dari dana  Bank Dunia dengan perkiraan total biaya proyek sebesar 135.500.000 dollar AS.

Tujuan dari proyek JEDI adalah mengurangi dampak banjir tahunan di DKI melalui rehabilitasi dan pengerukanfloodways, saluran air dan cekungan retensi, sesuai dengan standar praktik internasional.

Memberikan keahlian teknis melalui pelatihan untuk memperkuat kapasitas pemerintah DKI untuk mengoperasikan dan memelihara sistem pengendalian banjir, sesuai dengan standar internasional.

Secara umum, JEDI mencakup perbaikan sungai, waduk dan situ di sekitar kawasan Jakarta. Sedikitnya 13 sungai harus dikeruk, waduk maupun situ yang telah dangkal juga akan dikuras, diperdalam (Wikipedia).

Pengerukan sungai Ciliwung di Bukit Duri, bagian dari program JEDI, yang justru dikecam Anies Baswedan kepada Ahok (suara.com)
Pengerukan sungai Ciliwung di Bukit Duri, bagian dari program JEDI, yang justru dikecam Anies Baswedan kepada Ahok (suara.com)
Ironisnya, justru program kerja yang akan dilaksanakan Anies Baswedan jika ia terpilih sebagai gubernur, bertentangan dengan program JEDI tersebut, dan berpotensi besar mengembalikan Jakarta menjadi amburl-adul, kumuh, seperti sebelum ditata Ahok.

Baru-baru ini Anies telah menandatangani kontrak politik dengan warga Kampung Tanah Merah, Jakarta Utara, yang isinya antara lain: tidak akan ada penggusuran terhadap pemukiman ilegal, termasuk yang di bantaran sungai, mereka cuma akan ditata ulang pembungan rumah-rumahnya, bahkan yang sudah tinggal minimal 20 tahun akan disertifikasi tanahnya dengan hak milik, dan akan memperbolehkan becak kembali ada lagi di DKI Jakarta!

Apa yang sudah ditata dengan sedemikian baik oleh Ahok akan dikembalikan Anies menjadi seperti sebelum ditata.

Program kerja dan kontrak politik Anies ini justru berpotensi besar "menghancurkan" Jakarta! 

                                                                                                                                          **

ahok-pasukan-57f29c1d157b61cd13f48664.jpg
ahok-pasukan-57f29c1d157b61cd13f48664.jpg
Maka tak heranlah ketika banyak orang pun terheran-heran dengan pernyataan Anies Baswedan yang seolah-olah hendak menisbikan peran Ahok dalam pembersihan sungai-sungai di Jakarta dari lautan sampah tersebut.

Bukan hanya manusia yang heran, mesin pencari raksasa yang bernama Google pun sampai terheran-heran, bingung, ketika ditanyakan apakah benar sungai-sungai di Jakarta itu bersih karena Foke.

Tulislah kata kunci seperti yang dinyatakan Anies Baswedan: “sungai bersih karena Foke”, maka Google pun dengan bingung bertanya balik kepada kita: “Did you mean: sungai bersih karena Ahok?”

Bukan hanya sungai, cobalah bertanya kepada Oom Google, dengan mengetik kata kunci: “Jakarta bersih karena Foke,” maka Oom Google akan mengajukan pertanyaan balik yang sama kepada kita: “Did you mean: Jakarta bersih karena Ahok?”

Maaf, Oom Google, bukan saya yang bermaksud mau bilang begitu, tetapi itu, loh, cagub Anies Baswedan. 

Ternyata, Google pun lebih jujur daripada Anies Baswedan.

sungai-bersih-57f2ec8cae7e6197089a2033.jpg
sungai-bersih-57f2ec8cae7e6197089a2033.jpg
jakarta-bersih-57f2ece0bb22bd8f0612ac3a.jpg
jakarta-bersih-57f2ece0bb22bd8f0612ac3a.jpg
                                                                                                                                       *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun