Saat itu udara sangat dingin, apalagi air sungainya, sebagian penumpang dikabarkan mulai merasa kebas pada kaki atau tangannya akibat kedinginan. Mereka harus segera ditolong sebelum pesawatnya tenggelam.
Berkat kesigapan luar biasa dari tim SAR pantai, hanya dalam tempo kurang dari 5 menit kapal-kapal pertolongan segera tiba di lokasi, dan segera mengangkut dan menyelamatkan seluruh penumpang dan awak pesawat itu.
Para penumpang pesawat itu berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Kapten Chesley “Sully” Sullenberger. Ia pun segera mendapat banyak pujian dari masyarakat dan media di Amerika Serikat dan dunia atas kehebatan dia mendaratkan pesawatnya itu dengan “mulus” di Sungai Hudson itu.
Wali Kota New York Michael Blommberg pun memuji Sully, dan menyebutkan peristiwa tersebut sebagai: “Miracle on the Hudson”.
Peristiwa ajaib di 15 Januari 2009 itu masih bisa kita temukan di media daring, termasuk You Tube.
Itulah bagian dari untold story di balik kisah dari mujizat Sungai Hudson tersebut.
Pendaratan darurat yang berhasil di Sungai Hudson itu malah membuat Sully terus-menerus dikejar mimpi buruk, dan bayang-bayang ketakutan, bagaimana jika ketika itu ia gagal melakukan pendaratan darurat tersebut; bagaimana jika ternyata pesawatnya malah menabrak gedung-gedung pencakar langit di New York itu.
Ditambah dengan fakta yang harus ia hadapi bersama co-pilot Jeff Sklies, harus menghadapi penyelidikan dari National Transportation Safety Board (NTSB), yang telah memeriksa kondisi pesawat, dan berdasarkan keterangan para teknisi pabrik Air Bus, seharusnya ada pendaratan darurat di Sungai Hudson itu tidak perlu dilakukan, karena sebenarnya pesawat masih bisa kembali dan mendarat darurat di Bandara La Guardia, atau di Bandara Teterboro di New Jersey dengan selamat.
Kisah untold story di balik “Miracle on the Hudson” tersebutlah kemudian diangkat menjadi sebuah film drama yang apik dari sutradara ternama, peraih empat Piala Oscar, Clint Eastwood.