Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyanyikan “Ahok Pasti Tumbang”, Bambang DH yang Tumbang

31 Agustus 2016   00:57 Diperbarui: 28 Desember 2016   14:58 3899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, kenapa giliran wartawan bertanya kepada Bambang DH, ia malah memilih tak mau menjawabnya? Ia malah menyarankan wartawan bertanya saja kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Apa sulitnya bagi Bambang untuk menjawab sebagaimana telah dijelaskan oleh Hasto Kristiyanto, Erico Sotarduga, dan Ahmad Basarah, bahwa pencopotan dirinya itu tak ada kaitannya dengan sikapnya yang menolak Ahok (jika memang betul demikian adanya).

Timbul kesan bahwa Bambang bersikap seperti itu karena menurutnya perasaan dia pencopotan itu memang dikarenakan sikapnya yang menolak Ahok, kesan itu juga mau ia bawakan ke publik, agar publik juga mempunyai kesan seperti itu.

Jadi, menyanyikan “Ahok pasti tumbang”, yang terjadi justru Bambang yang tumbang.

Dengan demikian, bisa jadi Bambang akan semakin antipati kepada Ahok.

Jika kebenciannya terhadap Ahok karena alasan-alasan subyektifitas (baca artikel saya:Bambang DH, Pentolan BSH Ahok, “Penulis Skenario” Bu Risma ke DKI) semakin lama semakin mengental, pertanyaannya adalah: Jika akhirnya PDIP mengusung kembali Ahok di pilgub DKI 2017,  lalu bagaimana dengan kedudukan Bambang DH sebagai Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu? Bukankah pemilu kepala daerah (pilkada) DKI 2017 juga termasuk bagian dari tugas Bambang DH, yaitu agar Ahok-Djarot harus menang demi PDIP?

Bagaimana jadinya, kalau Ketua Pemenangan Pemilu-nya justru adalah salah satu pembenci Ahok nomor wahid? Maka yang ada adalah konflik kepentingan Bambang, antara kepentingan pribadinya yang membenci Ahok, dengan kepentingan partainya yang harus memenangkan Ahok.

Bukan tak mungkin, apa yang pernah Bambang lakukan kepada Bu Risma di pilwali Surabaya 2015 diulangi lagi kepada Ahok di Jakarta pada 2017.

Di pilwali Surabaya 2015, meskipun sebagai ketua pemenangan Bu Risma (Ketua Bappilu PDIP Surabaya), Bambang justru mengdiskreditkan Bu Risma, yang antara lain dikatakan arogan, temperamental, dan tak menunjukkan prestasi selama menjadi Wali Kota memimpin Surabaya. Bambang justru memuji lawan Bu Risma,  Rasiyo (sumber).

Jika kelak PDIP jadi mengusung kembali Ahok-Djarot, dan Bambang DH tidak bisa mengatasi konflik kepentingannya tersebut, bisa jadi ia akan kembali ditumbangkan dari jabatannya itu oleh DPP PDIP. *****

Artikel terkait:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun